Biasanya,
ngobrol santai tentang peluang bisnis terasa makin afdol jika ada
secangkir kopi. Ditambah suasana kafe yang nyaman, terobosan atau
strategi baru biasanya akan lebih mudah mengalir. Namun, alih-alih
mendapatkan ide segar, Atipoj Srisukhon dan tiga rekannya justru
mendapatkan sebaliknya.
Setelah
dua jam asyik berdiskusi tentang bisnis, dan menikmati sajian enam
minuman hangat, mereka terperangah saat disuguhi tagihan. Seharusnya,
untuk enam cangkir minuman itu, mereka hanya membayar 260 baht. Namun,
kasir kafe tempat mereka berdiskusi menyuguhi tagihan sebesar 2.260 baht
yang ditagihkan untuk biaya open food alias semacam biaya penggunaan
fasilitas.
Bangkok
Post menuliskan, Atipoj segera mengambil foto tagihan itu dan
mengunggahnya ke laman Facebook-nya. Kontan saja kejadian ini
menggemparkan di media sosial. Stan Bon Cafe, tempat mereka berdiskusi,
mengatakan, keempat orang itu telah menggunakan tempat yang digunakan
untuk berjualan.
Meskipun
demikian, mereka tetap menolak membayar dan akhirnya staf Bon Cafe
menghapus setelah pihak Bon Cafe menyatakan bahwa semua itu sebagai
salah paham. Memang tidak ada pelanggan yang benar-benar membayar open
food itu. Sejumlah netizen mengkritik pencantuman open food sebagai
berlebihan.
Banyak
netizen berpendapat tidak seharusnya pelanggan menjadi egois. Jika
keperluan di kafe selesai segera hengkang dan bukannya ngobrol
ngalor-ngidul berjam-jam tidak keruan, membuat pengunjung lain tak bisa
menempati tempat duduknya. Untuk itu pergunakan kafe semestinya karena
terbuka untuk umum dan jangan disamakan dengan yang ada dirumah.
Bangkok Post / JOS.
0 komentar