Perilaku
disiplin memilah sampah belum menjadi kebiasaan bagi sebagian besar
warga maupun pengelola sampah di Indonesia. Pencampuran semua jenis
sampah mempersulit proses pengolahan menjadi materi yang berguna,
seperti biofuel, etanol, dan biogas. " Sampah itu sumber daya yang
berguna, " kata Mohammad Taherzadeh, Guru Besar Teknologi Bioproses dari
University of Boras Swedia, Jumat ( 27/3 ).
Ketidaktahuan
kita yang menyebabkan sebagian kita tak mampu memanfaatkannya, katanya
saat menjadi nara sumber dalam Power Talk Event di Institute of Lifee
Sciences ( i3L ) di Jakarta. Taherrzadeh yang juga Kepala Swedish Center
for Resources Recovery mengatakan, sentuhan teknologi dan
mikroorganisme akan mempercepat dan mempermudah penguraian limbah.
Dicontohkan, limbah baju dari katun, jerami, kulit jeruk, hingga bekas
kayu konstruksi bisa diolah menjadi bahan mentah pembuatan biofuel.
Pemanfaatan
sumber-sumber itu tak akan berkonflik dengan hasil pangan, seperti
biji-bijian. Namun, proses tersebut membutuhkan dukungan rumah tangga
dalam memilah sampah.
"
Butuh waktu dan konsistensi untuk mengubah kebiasaan, " katanya. Di
Swedia masyarakat setempat membutuhkan waktu 30 tahun untuk membiasakan
diri memilah sampah.
Sumber : Kilas Iptek / ICH.
0 komentar