Seekor
tikus raksasa sedang mendeteksi bakteri penyebab tuberkulosis di pusat
riset Apopo di Eduardo Mondlane University di Maputo, Mozambik, Rabu (
25/3 ). Bagi banyak orang, tikus-tikus raksasa itu menimbulkan
ketakutan dan rasa jijik. Namun, di tangan peneliti, hewan pengerat
tersebut siap dijadikan pahlawan.
Di
fasilitas riset itu, sembilan tikus raksasa dibuat sibuk. Caranya,
tikus disuruh mengendus keberadaan bakteri penyebab tuberkulosis dari
berderet contoh dahak.
Selain itu binatang pengerat ini membantu memecahkan masalah global dengan mengendus letak 60 juta ranjau
yang tersebar di 69 negara. Biasanya anjing yang digunakan dalam
masalah seperti ini. Tikus lebih mudah untuk dilatih, ringan berat
badannya sehingga tidak meledakan ranjau.
Sumber : Kilas Iptek.
0 komentar