Industri dalam negeri Indonesia mendapat kado tahun baru getir dengan diberlakukannya perdagangan bebas Asean - Cina, Free Trade Agreement. Tanpa benteng perlindungan kokoh industri dalam negeri kita akan berhadapan dengan raksasa Cina yang sebelumnya sudah sukses menghantam kekuatan ekonomi dunia Amerika Serikat. Ya seperti si kerdil terjun berperang tanpa mengenal medan perang dan senjata yang dipakai dalam pertempuran, melawan raksasa pioner dalam strategi dagang yaitu Cina.
Barangkali analogi itulah yang bisa mewakili gambaran industri dalam negeri kita ketika harus berhadapan dengan kekuatan dahsyat ekonomi Cina menyusul penerapan perdagangan bebas Asean - Cina, mulai 1 Januari 2010. Boleh dikatakan kita memang terlalu berani menandatangani kesepakatan perdagangan bebas tanpa benar-benar mempertimbangkan kesiapan.
Belum lenyap jeritan industri Batik Nasional yang tak berdaya menghadang banjir produk bermotip batik dari Cina. Kita juga belum menemukan cara ampuh untuk mencegah membanjirnya produk impor Cina secara legal. Anehnya kita justru seperti membuka bendungan yang akan menggerus kita sendiri. Jurnalis James Kynge sudah mengingatkan betapa dahsyatnya kekuatan Cina dalam buku "Kebangkitan Cina Menggeser Amerika Serikat Sebagai Super Power Ekonomi Dunia".
Agresivitas bangsa Cina dalam bidang ekonomi telah berhasil menghantam kekuatan ekonomi dunia yang dipegang Amerika Serikat. Cina sukses membangkrutkan perusahaan-perusahaan kecil hingga meng-akuisisi perusahaan raksasa seperti IBM. Hanya dalam waktu singkat Cina mampu mengguncang dunia perdagangan internasional. Ribuan perusahaan di Asia, Eropa dan Amerika Serikat menjadi korban serbuan perdagangan Cina.
Tahun 2008 selisih impor kita lebih besar 7 koma 16 milyar dollar Amerika dibandingkan nilai ekspor ke Cina. Kian mencemaskan lagi pemerintah belum memiliki strategi untuk menyongsong perdagangan bebas dengan Cina. Kita nyaris tidak memiliki benteng, sementara Negeri Tirai Bambu memiliki berbagai perangkat teknis untuk menahan laju barang dari luar negeri. Standarisasi barang impor yang diterapkan Cina sangat ketat sekali.
Cina memang pernah tersandung skandal produk susu yang terkontaminasi melamin pada tahun 2008. Namun Cina segera bangkit dari krisis keamanan makanan terburuk itu. Pihak berwenang juga sudah mengeksekusi pengusaha susu yang terlibat skandal tersebut. Kita barangkali tidak perlu terlalu panik menghadapi perdagangan bebas Asean - Cina jika kita memiliki kecintaan terhadap produk dalam negeri.
kalo pemerintah ngga membereskan hal-hal yang menghambat pengusaha untuk membuat harga barangnya menjadi kompetitif, maka PHK massal bukan tidak mungkin akan terjadi..