Masih ingat film Titanic besutan sutradara James Cameron? Saat di gedung bioskop tempat tinggal Anda...sahabat sehat dengan reiki...barangkali tengah diputar film Avatar.Tahun 2006 sutradara kondang tersebut kembali membesut film sains fiksi yang filmnya tengah diputar untuk umum dengan judul Avatar. Avatar adalah buah mimpi sang visioner James Cameron dimana skenario film ini telah disiapkan sejak tahun 1994. Namun karena kendala teknis teknologi perfileman utamanya penggabungan unsur animasi komputer dan seting asli adegan film rencana itu baru terlaksana tahun 2006. Cerita dan skenario film Avatar sudah disiapkan sutradara ini sejak 1994.
Film sains fiksi memang sudah lama tidak ada di layar gedung bioskop. Film yang memanjakan imajinasi penonton sehingga terbawa layaknya ke dunia fantasi komik semacam Godam karya Wied NS sudah lama tidak dibuat. Untunglah sutradara James Cameron cukup jeli menangkap peluang ini sehingga berani membuat megaproyek terbaru dengan biaya 230 juta dollar AS atau sekitar Rp. 2.1 triliun. Film ini memenuhi syarat sebagai tontonan hebat yang memadukan unsur imajinasi dan kecanggihan teknologi perfilman yang ditunjang dengan animasi komputer generated images dipadu dengan adegan asli dari pemain yang berakting di studio.
Kecanggihan computer generated images mampu menampilkan pemandangan Planet Pandora beserta mahkluk penghuninya secara utuh dan meyakinkan. Disebutkan dalam salah satu adegan bahwa di tahun 2154 manusia akan berada di Pandora untuk menambang mineral bernilai tinggi bernama unobtainium. Di planet ini mereka didukung oleh tentara bayaran dengan persenjataan canggih menekan penduduk planet Pandora untuk menyerahkan tanahnya guna ditambang.
Di saat bersamaan para ilmuwan bumi berhasil melakukan kloning terhadap makhluk asli planet Pandora yang dikenal sebagai bangsa Navi. Perpaduan DNA manusia dan Navi lahir makhluk baru yang bisa dikendalikan oleh pilot dengan cara mentransfer gelombang otak secara elektronik dari tempat rahasia dan aman menjadi sarana jembatan Avatar sang pilot. Tim ilmuwan pimpinan Dr. Grace Augustine diperankan oleh Sigourney Weaver menugasi Jake Sully diperankan Sam Worthington seorang mantan prajurit Amerika yang kakinya lumpuh.
Dengan cara ini Jake Sully pun bisa berjalan kembali dalam bentuk tubuh Navi mempunyai ekor panjang dan berbadan tinggi ramping. Di planet ini ia menemukan kehidupan baru dalam sosok tubuh alien. Maka dimulailah petualangan baru di Planet Pandora. Di planet ini imajinasi penonton digiring kedalam fantasi pelukis komik sains teknologi dipadu dengan perpaduan permainan komputer games animasi yang ada dalam fantasi penulis novel sains teknologi. Dalam adegan ini digambarkan dunia Pandora yang penuh dengan fantasi layaknya dunia mimpi. Di sini ada gunung-gunung terbang, jembatan pohon antara dua gunung, pohon raksasa, badak raksasa berkepala martil, kuda berkaki enam, air terjun raksasa di antara lembah pegunungan hutan lebat serta burung terbang yang dikendarai Jake Sully. Semua mirip dengan dunia mimpi.
Digambarkan bagaimana bangsa Navi hidup yang berujud makhluk hidup mirip manusia setinggi 3 meter dan memiliki ekor. Kostum pemain kepala suku Navi pun dimirip-miripkan dengan kostum kebudayaan suku Indian di Amerika. Di planet Pandora tempat suku Navi tinggal digambarkan hidup primitip dengan teknologi sederhana tetapi memiliki kearifan spiritual dan keharmonisan hubungannya dengan alam sekitar. Alam sekitar tempat tinggal Navi di Planet Pandora sarat dengan rimbunnya hutan belantara yang menggantung antara dua bukit raksasa. Di sini mereka tidak butuh api karena daun-daun di hutan Pandora mengeluarkan cahaya seperti fosfor warna-warni di malam hari. Setelah berpetualang cukup lama di planet Pandora dan mengenal kepala suku Navi dan penduduknya, Jake Sully jatuh cinta kepada Neytiri diperankan Zoe Saldana putri salah seorang kepala Suku Navi.
Untuk melihat ending percintaan ini adegan film juga diselingi dengan sindiran kepada dunia saat ini yang menggambarkan perilaku manusia yang merusak alam, perilaku persengkokolan yang tamak hingga sindiran terhadap arogansi militer AS saat diperintah Presiden George Bush yang mengedepankan teror dibalas teror. Bersama Star Wars dan The Lord of The Ring boleh jadi Avatar akan selalu dikenang sebagai pioner sejarah pembuatan film gabungan sains-fiksi dan fantasi. Ya...dunia fantasi layaknya dunia komik yang telah kita akrabi sejak kanak-kanak.
Menurut Oke Zone Pengambilan gambarnya menggunakan sistem kamera fusion 3D, serta sang sutradara tak lupa memberikan sentuhan resolusi film 3D high-resolution dari Los Angles Studio, yang kemudian harus diterjemahkan ke dalam komponen film. File-file inilah yang kemudian di simpan di storage oleh di Isilon IQ. "Produksi Avatar menghasilkan puluhan terabyte data dalam berbagai format, termasuk file digital yang besar dan file metadata instruksional. Data Terabyte diciptakan setiap pekan dan kadang-kadang satu hari," jelas keterangan yang ditulis Isilon, yang dikutip The Register, Rabu (23/12/2009).
Anda sahabat sehat dengan reiki ingin menonton film ini? Jangan kaget kalau masa putar film ini cukup panjang dua setengah jam. Durasi terpanjang tetapi sarat dengan perpaduan animasi grapich, computer images dan visual asli pemain dengan latar belakang layar biru studio menjadikan kita betah menikmati adegan ini tanpa rasa ngatuk.
Wah jadi pengen nonton nich kalau baca ceritanya...mudah2xan kesampaian dech