Siapa pun pengguna internet tentu sudah tidak asing lagi dengan nama Google. Namun ketenaran Google di internet baru-baru ini sedikit terusik karena ulah China yang membobol akun Gmail. Akibatnya perang dingin China-AS di dunia maya memuncak kembali lewat kasus Google.cn, raksasa mesin pencari saingan Google lewat internet di China. Pemerintah menyensor situs internet yang membuat manajemen Google geram dan mengancam hengkang dari negeri ini.
Ancaman Google terjadi menyusul serangan yang mengarah kepada akun-akun Gmail milik pegiat hak asasi manusia (HAM) di China di Google.cn. Pihak Google Kamis (14/1) mengungkapkan mereka menemukan lusinan akun Gmail di AS, China dan Eropa milik aktivis HAM China, secara rutin diakses pihak lain umumnya dari China. Manajemen Google menjelaskan telah terjadi serangan canggih yang menyebabkan pencurian hak intelektual Google.
Para eksektif Google lalu merespon berbagai kejadian dengan mengkaji kembali bisnis mereka di China, seperti disampaikan David Drummond, Corporate Development and Chief Legal Officer Google, Kamis. Google sebenarnya sudah meminta kepada China agar membiarkan Google.cn beroperasi secara independen tanpa harus menyensor hasil pencariannya. Namun China bersikeras beberapa kata kunci dan hasil pencarian harus diblokir, seperti kata kunci yang berhubungan dengan pornografi dan juga gerakan politik.
Perang dingin di dunia maya antara AS dan China sebenarnya telah berlangsung sejak 2001. Tepatnya pada saat hacker China sukses mengakses secara leluasa server milik lembaga mata-mata FBI, NASA dan CIA. Sejak saat itu hacker China terus bergerilya membobol internet yang dikelola oleh perusahaan-perusahaan Amerika Serikat. Bahkan sampai memata-matai, mengganggu dan bila perlu merusak akun-akun Gmail milik aktivis HAM China.
Ketatnya sensor konten internet oleh otoritas China membuat situs atau mesin pencari raksasa Google kesulitan berbisnis di negeri itu. Ancaman manajemen Google pusat di AS, pengelola Google.cn di China untuk hengkang dari China memang mengejutkan berbagai pihak termasuk Pemerintah China sendiri. Pengguna internet di China sendiri mencapai 360 juta merupakan yang terbanyak di dunia. Pasar situs pencari pun memiliki nilai hingga satu miliar dollar AS pada 2009.
Google sendiri tetap memiliki pangsa pasar luar biasa besar meski harus bersaing dengan situs pencari lokal, Baidu Inc. Namun Googel.cn kesal dengan pembatasan akses internet oleh China. American Chamber of Commerce di China (AmCham) menyebutkan, 30 perusahaan internet sejenis menjadi sasaran hecker China. Menurut Menteri Informasi China Wang Chen, pihaknya tetap menyensor untuk melindungi 360 juta pengguna dari pornografi dan propaganda politik yang menyesatkan. Kasus Google adalah rangkaian ketegangan AS-China sejak lama dalam perdagangan jual beli senjata AS ke Taiwan dan berbagai kebijakan perubahan iklim.
Sumber : AFP/AP/REUTERS/Kompas
0 komentar