ON LINE

Followers

BADAN MENGGIGIL OBATI DENGAN MIE ONGKLOK.

Diposting oleh BLOG SEHAT ALAMI Senin, 06 April 2015

Bekerja di siang hari dalam balutan kabut Dataran Tinggi Dieng boleh jadi badan terus menggigil kedinginan. Pasalnya kawasan dataran tinggi Dieng dengan pesona Candi Pendowo Limo, Telaga Warna, Sumur Jala Tundo, dan Kawah Sikidang merupakan kawasan wisata dataran tinggi dan cukup terkenal di daerah Wonosobo dan Banjarnegara. Selain pemandangan alamnya yang indah, senyum ramah warga  di dataran tinggi Dieng selalu menyambut setiap wisatawan yang datang berkunjung ke daerah ini.

Tak terkecuali di saat penduduk desa mengadakan upacara potong  rambut  gembel milik anak desa setempat, wisatawan selalu ditawari minuman khas Dieng, yaitu sirup Papaya Carica.  Juga disediakan mie rebus untuk sekedar mengganjal perut  di siang hari bolong dengan suhu 20 derajat celcius saat itu. Kebetulan, saya dan rekan kerabat kerja televisi berkesempatan hadir di daerah itu saat liputan film dokumenter Anak Rambut Gembel.

Untuk menghilangkan rambut gembel pada anak balita, perlu dilakukan upacara potong rambut gembel dengan mengambil lokasi di pelataran Candi  Pendowo Limo, Dieng.
Untuk menghilangkan rambut gembel pada anak balita, perlu dilakukan upacara potong rambut gembel dengan mengambil lokasi di pelataran Candi Pendowo Limo, Dieng.
Permintaan si anak rambut gembel untuk dipotong harus dituruti kedua orangtuanya. Salah satu permintaan anak si rambut  gembel, dirinya mau dipotong rambut gembelnya jika dilakukan  di Dataran Tinggi Dieng.
Permintaan si anak rambut gembel untuk dipotong harus dituruti kedua orangtuanya. Salah satu permintaan anak si rambut gembel, dirinya mau dipotong rambut gembelnya jika dilakukan di Dataran Tinggi Dieng.
Upacara adat memotong rambut gembel selalu dipenuhi turis lokal dan mancanegara yang kebetulan hadir di  Kawasan Candi Pendowo Limo, Dieng. Upacara adat langka ini melibatkan tokoh masyarakat Dieng, Pemda Wonosobo - Banjarnegara, juga penduduk sekitar.
Upacara adat memotong rambut gembel selalu dihadiri turis lokal dan mancanegara yang kebetulan hadir di Kawasan Candi Pendowo Limo, Dieng. Upacara adat langka ini melibatkan tokoh masyarakat Dieng, Pemda Wonosobo - Banjarnegara, juga penduduk sekitar.
Oleh panitia  yang menyambut rombongan, setelah acara selesai sore hari, rombongan akan diinapkan  di rumah penduduk malam harinya. Namun karena suhu dingin luar biasa malam hari di kawasan Dataran Tinggi Dieng, membuat sebagian rombongan tak tahan dengan udara dingin. Malam hari  kami memutuskan menginap di Wonosobo yang  berjarak 25  kilometer dari Dataran Tinggi Dieng.

Dalam perjalanan turun meninggalkan Dataran Tinggi Dieng, yang ada dalam ingatan  adalah mencari makanan mengenyangkan yang jadi ciri khas warga Wonosobo, yaitu Mi Ongklok juga Tempe Kemul. Kebetulan kedua makanan khas itu mudah ditemui di dalam kota Wonosobo. Malam hari di keheningan kota  Wonosobo sepiring Mie Ongklok sudah bisa menghalau hawa dingin yang menyerang tubuh.

Maklum Wonosobo termasuk daerah  dataran tinggi dengan luas daerah 984.68 kilometer persegi, selalu berhawa dingin baik di siang maupun malam hari. Di  kota inilah  kuliner penghangat tubuh mendapatkan tempat tersendiri bagi warga kotanya, terlebih lagi bagi pendatang yang sekedar mampir sebagai turis. Kuliner khas Wonosobo adalah Mie Ongklok  merupakan makanan khas Wonosobo sudah termasyur hingga ke berbagai kota di Indonesia.
Mie Ongklok hasil racikan Mbak Iyah cukup sederhana penyajiannya. Akan tetapi dari segi rasa, tak kalah dengan racikan koki restoran yang ada di Wonosobo.
Mie Ongklok hasil racikan Mbak Iyah cukup sederhana penyajiannya. Akan tetapi dari segi rasa, tak kalah dengan racikan koki restoran yang ada di Wonosobo.
Kenapa disebut mie ongklok ?  Sebab, penggunaan ongklok saat membuat makanan ini tak bisa ditinggalkan. Ongklok sendiri miturut keterangan Pak Udin warga Desa Bomerto, adalah semacam keranjang kecil terbuat dari anyaman bambu.

Keranjang kecil ini digunakan untuk merebus mie. Alat bantu ini sudah jadi ciri khas daerah setempat sehingga melekat pada mie saat direbus. Karena itulah mie yang sedang direbus disebut mie ongklok sesuai dengan alat bantu yang digunakan  sang koki saat memasak mie, yaitu keranjang kecil terbuat dari anyaman bambu.

Untuk melihat detail mie ongklok, Bu Iyah, istri Pak Udin telah siap menyajikan sepiring mie ongklok untuk tamunya.  Di dapur telah tersedia mi, sayuran kol segar yang mudah didapat di desa Jentrek, dan daun kucai. Campuran bahan sederhana itu lalu disatukan dalam ongklok dan dicelup-celupkan beberapa menit dalam air mendidih.
Kelezatan Tempe Kemul terletak pada racikan bumbu dan tempe yang anda pakai. Aroma kencur dan rasa asin harus terasa. Dan yang penting pilih tempe sesegar mungkin alias masih baru. Tempe yang sudah berumur akan menyebabkan bau dan rasa yang agak asam.
Kelezatan Tempe Kemul terletak pada racikan bumbu dan tempe yang  dipakai. Aroma kencur dan rasa asin harus terasa. Sekilas mirip tempe mendoan asal Purwokerto, mengingat tempe ini dibungkus adonan tepung tipis menyerupai selimut.
Mie Ongklok sebagai sajian khas Wonosobo memang digemari pemburu kuliner jika datang ke Wonosobo.
Mie Ongklok sebagai sajian khas Wonosobo memang digemari pemburu kuliner jika datang ke Wonosobo.
Mencelupkan berulang kali mie dalam ongklok itulah yang jadi ciri khas mie ongklok Wonosobo. Tentu saja mie ongklok ini terasa segar saat menyentuh lidah yang sudah kelu karena tubuh terus menggigil kedinginan. Campuran ebi yang menyertai dalam rebusan kuah mie menjadi kunci kesegaran sekaligus kelezatan mie ongklok di mana kuah pada mie ongklok terlihat kental dibandingkan dengan mie lain.

Agar rasa mie ongklok tambah sedap, lebih bagus ditambah juga dengan bumbu kacang. Kuah mie ongklok yang kental karena berasal dari campuran gula jawa, ebi, dan tentu saja rempah. Rasa mie ongklok hangat semakin mantap, dapat pula ditambah merica  dan bawang goreng ditabur rata di atas mie yang terhidang dalam piring.

Kuliner khas Wonosobo ini bukan didominasi pemilik warung makan saja, akan tetapi penduduk desa sekitar Wonosobo pun mampu  memasaknya dengan baik, dari cita rasa, juga cara penyajiannya. Berkunjung ke Wonosobo rasanya kurang lengkap pula jika tak mencicipi sate sapi, tempe kemul, dan geblek. Ketiga menu tambahan  itu menjadi pelengkap penderita perut lapar, di saat menunggu mie ongklok hangat siap dihidangkan.

Foto : Farida Trisna / Satyawinnie.

0 komentar

Posting Komentar

SOFTWARE PSR.

ARUMSEKAR ON FACE BOOK.

REIKI LIKE

KOTA DAN NEGARA

STATISTIK ALEXA

About Me

Foto saya
Saya adalah manusia biasa seperti Anda juga yang sama-sama mengarungi hidup ini dengan menjalin tali persahabatan.Masih ingin belajar untuk meningkatkan pengetahuan khususnya bidang kesehatan alami. Karena itu saya tertarik belajar REIKI dan dengan REIKI pula saya belajar menyembuhkan diri sendiri dari gangguan penyakit. Namun demikian saya juga berteman dengan kalangan medis yang berprofesi dokter, perawat sekaligus sebagai Praktisi Reiki. Dengan merekalah saya belajar untuk menjadi manusia sehat baik jasmani dan rukhani. Senang melakukan perjalanan dinas karena tuntutan pekerjaan.

Blog Archive

ARUM ON BLOG SPOT COM.