Mas
Hari saudara sepupu saya selalu menyempatkan diri ngontel sepeda untuk
kegiatan hariannya. Mulai dari pergi ke pasar untuk membeli pakan burung
dan belanja bahan makanan hingga pergi bekerja, dia selalu asyik
nongkrong di atas sadel sepedanya. Bahkan di saat sore hari ketika
warung angkringan di dekat rumah saya di Solo sudah pada buka, dia
selalu memarkir sepedanya di dekat angkringan tersebut, cuma untuk
mengobrol dengan pemilik warung angkringan.
Begitu
sayangnya pada sepeda ontel antiknya, setiap ada kegiatan sepeda
gembira di kota Solo, dia selalu ikut berpartisipasi. Mengayuh sepeda
bersama group sepeda gembira di komunitasnya, menjelajah rute Solo
hingga Jogja, Semarang, Salatiga, Ngawi, Pacitan bahkan Madiun sudah
dilakoninya dengan sepeda balapnya. Itu semua dia lakukan untuk satu
tujuan, mumpung kaki masih kuat ngontel, tubuh harus dibuat kuat sehat
dengan olahraga bersepeda.
Begitu
cintanya pada olahraga bersepeda, dia dengan fasih menjelaskan manfaat
dari olahraga sepeda. Menurut manual book dari komunitas pesepeda Solo
yang dia ikuti, sejatinya kegiatan bersepeda kerap dipandang sebagai
olahraga biasa-biasa saja. Namun sejatinya, setiap pembalap atau orang
yang hobi bersepeda alias pit-pitan, selalu menyebut
olahraga bersepeda sebagai olahraga gembira untuk melepas stres di saat
roda sepeda meluncur di jalan aspal yang mulus, alias tidak bergelombang
kontur permukaan aspal jalanan yang dilewatinya.
Untuk
mendapatkan manfaat kebugaran tubuh di saat bersepeda, setiap pembalap
atau orang yang hobi naik sepeda selalu memahami empat elemen dasar
bersepeda, yaitu ketahanan ( endurance ), kekuatan ( power ), kelenturan
( flexibility ) dan tentu saja keterampilan ( skill ) bersepeda di
jalan raya. Keempat elemen dasar bersepeda harus didukung dengan
frekuensi, durasi, intensitas dalam pelaksanaan latihan dan nutrisi
untuk menunjang latihan.
Karena
empat elemen dasar itulah setiap pembalap sepeda selalu ingin
mendapatkan manfaat sebagai salah satu kiat sehat, bugar, awet muda dan
umur panjang. Setiap pembalap pun harus memperhatikan nutrisi penunjang
dan istirahat cukup sebelum lomba bersepeda dilakukan. Olahraga
bersepeda selain ramah lingkungan karena tidak ada bahan bakar buangan
yang keluar dari sepedanya, bersepeda memberikan manfaat lain untuk
tubuh sehat dan bugar.
Mengingat
setiap pembalap sepeda akan mengalami pembakaran jumlah kalori yang
sama, semua tergantung pada berat tubuh dan kelebihan lemak yang
dimiliki setiap pembalap. Rata-rata bersepeda selama 60 menit untuk
jarak 20 hingga 25 kilometer setiap hari, akan membantu membakar 500 -
700 kalori tubuh. Otot kaki juga harus kuat di saat melakukan kayuhan (
pedaling ) sehingga cardiovaskuler dan sirkulasi paru bekerja aktif,
terutama saat berpacu di atas sepeda.
Mas
Hari masih meneruskan obrolan tentang manfaat bersepeda yang telah
dilakoninya sejak masih duduk di bangku SMA. Dia menjelaskan bahwa
bersepeda akan membuat peredaran darah lebih lancar sehingga oksigen
dapat disalurkan pada seluruh bagian tubuh dengan efektif. Lalu dia
balik bertanya kepada saya, olahraga apa saja yang selama ini saya
ikuti, saya jawab dengan jujur, olahraga jalan kaki rutin seminggu empat
kali.
Mendengar
jawaban saya, Mas Hari malah menawari saya untuk sekali-kali mencoba
sepeda ontelnya jika nanti saya jadi menetap di Solo saat pensiun tiba.
Saya jawab jujur saja, kita lihat saja perkembangannya, yang jelas saya
dan Mas Hari yang sama-sama hobi berolahraga dengan cara berbeda,
mempunyai satu tujuan, bahwa olahraga sangat bermanfaat untuk menjaga
tubuh tetap sehat dan bugar.
0 komentar