Saat
baru pertama kali praktek reiki memberikan healing kepada kerabat atau
tetangga, terkadang ada rasa sungkan untuk melakukan peletakan kedua
telapak tangan pada tubuhnya. Sebagai praktisi reiki pemula rasanya
lebih baik kita nyatakan terus terang padanya bahwa reiki yang ingin
kita salurkan akan bekerja sekalipun telapak tangan tidak menyentuh
tubuh. Untuk mengetahui bagian tubuh mana yang sekiranya ada rasa sakit,
tentu dengan mengajukan pertanyaan kepada pasien tersebut.
Menjadi
masalah besar bagi setiap praktisi reiki yang bukan seorang dokter
untuk mencari tahu sumber penyakit. Bagi dokter tentu akan mengadakan
pemeriksaan awal dengan menggunakan alat-alat seperti stetoskop, alat
pengukur tekanan darah, menekan-nekan ulu hati atau kalau perlu mengetuk
tubuh pasien jika bagian ini yang dirasakan sakit tempat penyakit
berada. Namun bagi praktisi reiki tidak mungkin melakukan pemeriksaan
ala dokter dimaksud karena memang dirinya bukan dokter.
Dengan
menyalurkan reiki secara terus menerus ditambah kemauan pasien untuk
diterapi dengan reiki, diharapkan daya kerja reiki akan maksimal dalam
melawan penyakit pada tubuh pasien. Pasien memang harus dikondisikan
ikhlas menerima bantuan penyembuhan dari praktisi reiki yang menangani
penyembuhan dengan reiki. Sebab bila kalbu pasien menolak atau tidak
yakin dengan penyembuhan reiki, maka energi reiki yang disalurkan
praktisi tidak akan effektif bekerja bahkan sia-sia.
Penyembuhan
dengan reiki akan efektif apabila antara praktisi reiki dan pasien
sudah mengadakan perjanjian tepat waktu saat menyalurkan reiki. Artinya
saat itu juga reiki disalurkan kepada pasien, pasien yang berada di
tempat jauh dari praktisi reiki juga harus bersikap menerima reiki saat
itu juga. Ditambah keyakinan bahwa metode penyembuhan reiki dapat
menyembuhkan penyakitnya, sikap ragu-ragu dari pasien harus dihilangkan
dan jika demikian, diharapkan lewat metode reiki penyembuhan penyakit
akan terwujud. Semoga.....
0 komentar