Anda ingin bahagia dan panjang umur? Jawabnya sederhana dan mudah. Nikmatilah hidup ! Dan kalau perlu sesekali jangan melakukan apa pun. " Doice far niente. The sweetness of doing nothing. Jangan meniru orang Amerika yang serba ambisius dan dikejar-kejar target.
Wejangan itu muncul dalam film Eat Pray Love yang dibintangi Julia Robert ketika ia sedang liburan ke Italia. Julia Robert memerankan Elizabeth Gilbert, penulis buku yang kisah pencarian dirinya diangkat dalam film tadi. Film ini sempat amat ditunggu-tunggu penonton Indonesia karena mengambil setting di Italia dan India juga Bali.
Judul tulisan ini diambil dari laporan utama majalah triwulan Harvard Public Healthn Review edisi Winter 2011. Benarkah suasana hati yang senang ( good moods ) adalah obat yang mujarab? Dapatkah penampilan yang ceria membuat Anda jarang terserang penyakit jantung?
Apakah harapan dan rasa ingin tahu melindungi diri kita dari hipertensi, diabetes dan infeksi saluran napas ? Betulkah orang-orang yang lebih bahagia akan hidup lebih panjang umur? Dan jika demikian mengapa?
Itulah contoh pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti yang mengeksplorasi bidang baru kesehatan masyarakat yang terkadang masih kontroversial. Misalnya mendokumentasi dan memahami kaitan antara emosi positif dan kesehatan yang baik.
Sejauh ini sudah banyak kepustakaan dan penelitian tentang bagaimana emosi negatif membahayakan tubuh kita. Amarah kronis dan kecemasan dapat mengganggu fungsi jantung dengan mengubah stabilitas elektrik jantung, mempercepat atherosklerosis ( penyumbatan pembuluh nadi ), dan meningkatkan peradangan ( inflamasi ) sistemik.
Menurut psikiater sosial dr. Nadini Muhdi SPKJ dari Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, memang amat banyak kepustakaan dan publikasi ilmiah tentang kaitan antara emosi negatif dan kesehatan. Salah satunya adalah buku teks psikiatri Psychosomatic Medicine yang ditulis Michael Blumenfield ( 2006 ), yang juga membahas kondisi mental-emosional yang meningkatkan penyakit/serang jantung.
Depresi misalnya dapat meningkatkan kadar C-Reactive protein ( CRP ) dalam aliran darah yang berkaitan dengan inflamasi atau penggumpalan atau koagulasi darah. Amarah selain meningkatkan tekanan darah juga diidentifikasi sebagai salah satu pemicu yang paling lazim dan paling menentukan bagi munculnya myocardial ischemia ( berkurangnya suplai darah ke otot jantung ) dalam aktivitas harian.
Stres dan rasa was-was yang kronis dapat memengaruhi sistem biologi dalam tubuh kita sedemikian rupa sehingga menjadi pemicu penyakit jantung, stroke dan diabetes. Penyebabnya karena orang yang mengalami stres serius terbukti mengalami peningkatan kadar kolesterol dan gula darah. Ini menurut dr. Nalini terbukti dari studi terhadap para pasien yang menghadapi operasi besar yang biasanya tegang dan cemas.
Untunglah Laura Kubzansky, guru besar Harvard School of Public Health (HSPH) menyatakan, " Emosi-emosi negatif hanyalah separuh dari persamaan. Tampaknya ada manfaat kesehatan mental yang positif yang membuat Anda tidak mengalami depresi. Apa itu, masih sebuah misteri. Namun jika kita memahami rangkaian proses yang terlihat, kita akan memiliki wawasan tentang bagaimana kesehatan bekerja. ( bersambung )
Sumber tulisan : Laporan Iptek Kompas/Irwan Julianto.
0 komentar