Analisis
citra wahana New Horizons yang melintas di dekat Pluto selama Juli ini
menunjukkan adanya gletser yang terentang luas dan mengalir di permukaan
planet katai ini. Di wilayah yang dinamai Sputnik Planum, terdapat arus
es yang menciptakan pola pusaran seperti gletser di Bumi. Bedanya,
gletser itu tidak terbuat dari air, tetapi dari nitogren,
kabonmonoksida, dan metana.
"
Dengan suhu 235 derajat celsius di permukaan Pluto, maka air tidak akan
bergerak kemana-mana, " kata geolog dari tim New Horizons yang juga
meneliti di Universitas Washington, St Louis, Amerika Serikat, Bill
McKinnon, kepada space.com, Jumat ( 24/7 ). Di antara lapisan gletser
itu, terdapat gunung dan kawah yang tertutup es. Selain itu, Pluto juga
diselubungi atmosfer tebal hingga ketinggian 160 kilometer dari
permukaannya atau 5 kali lebih tebal dari perkiraan sebelumnya.
Atmosfer
itu terdiri atas lapisan-lapisan kabut yang berbeda ketinggiannya.
Peneliti di tim New Horizons lainnya yang juga peneliti di Universitas
George Mason, Fairfax, Virginia, AS, Michael Summers, mengatakan, setiap
lapisan kabut itu terdiri atas partikel-partikel berbeda yang akhirnya
jatuh ke permukaan dan memberi warna merah pada Pluto.Dibandingkan
satelit terbesarnya Charon, warna Pluto memang lebih merah yang
diperkirakan sebagai hasil interaksi antara metana dan sinar ultraviolet
Matahari di atmosfernya.
Sumber : Kilas Iptek / Space / MZW.
0 komentar