Jamur
di perut kambing dan domba memproduksi enzim fleksibel yang membantu
memecah materi beragam jenis tumbuhan. Dari mekanisme itu, para peneliti
melihat peluang metode produksi bahan bakar hayati lebih murah. Untuk
menguji ide itu, peneliti mengumpulkan pupuk kandang dari kebun binatang
dan kandang kuda serta mengisolasi tiga kultur jamur yang belum
terkarakterisasi dari kambing, domba, dan kuda.
Menurut
O'Malley, jamur yang paling tepat untuk percepatan tanaman jadi gas
adalah jamur yang terdapat pada hewan pemakan tanaman, yakni kuda,
kambing dan domba. Setelah diuji, pemanfaatan jamur usus anaerobik dan
ada sejak jaman dinosaurus itu menunjutkkan kinerja produksi biofuel
serupa kinerja rekayasa terbik dari industri.
Studi
itu dipublikasikan di jurnal Science, Kamis ( 18/2 ). " Karena jamur
usus punya lebih banyak alat pengubah biomassa jadi bahan bakar, jamur
ini bisa bekerja pada materi dari lebih banyak jenis tumbuhan dan lebih
cepat, " ucap pemimpin studi dari University of California, Santa
Barbara, Amerika Serikat, Prof Michelle O'Malley.
Sumber : Kilas Iptek / BBC / JOG.
0 komentar