Virus
cikungunya menyebar lewat nyamuk. Penyakit itu banyak ditemukan di
Afrika dan Asia Tenggara. Sejak tahun 2013, penyakit ini menyebar ke
Amerika dan Karibia. Meski tak fatal, penderita akan merasakan demam dan
nyeri sendi. Belum ada pengobatan atau vaksin sebagai penangkalnya.
Demikian
hasil uji awal vaksin cikungunya oleh Institut Nasional Alergi dan
Penyakit Menular ( NIAHD ) ) Amerika Serikat menggembirakan. Vaksin aman
dan menghasilkan respon imun melindungi seseorang dari infeksi. Namun,
10 dari 5 responden uji vaksin jadi pusing, mual, dan tak nyaman.
Belum
dipastikan apakah vaksin bisa menangkal virus cikungunya. " Vaksin
melindungi tubuh seperti infeksi alami, " kata peneliti NIAID, Julie
Ledgerwood, Kamis ( 14/8 ). RIset sebelumnya menemukan, vaksin itu
melindungi kera dari virus cikungunya.
Sumber : Kilas Iptek / Livescience / MZW.
0 komentar