Pengidap
diabetes melitus kesulitan mengendalikan penyakitnya karena dihadapkan
pada banyak mitos seputar penyakit tersebut. Salah satu mitos yang
paling sering dihadapi adalah pantangan untuk mengonsumsi nasi dan minum
manis agar gula darah tidak naik. Ketakutan gula darah melonjak karena
nasi menyebabkan pengidap diabetes melitus ( DM ) memilih menghindari
makan nasi dan sumber karbohidrat lain dalam menu makanan mereka.
Akibatnya
mereka tetap merasa lapar dan memicu konsumsi makanan lain dalam jumlah
lebih banyak. " Biasanya agar tidak lapar, mereka mengonsumsi biskuit.
Padahal, justru hal ini menambah jumlah asupan kalori dalam tubuh yang
bisa diubah menjadi gula, " kata Luciana B. Sutanto, dokter spesialis
gizi klinik di Rumah Sakit Husada Jakarta, dalam Seminar Umum : Dapatkah
Diabetes Melitus Dicegah, Sabtu ( 25/2 ).
Luciana
mengungkapkan, penderita DM sebaiknya tetap harus mengonsumsi makanan
secara lengkap. Menu makanan yang dikonsumsi sama seperti orang sehat
lainnya, yakni terdiri dari karbohidrat, sayur, buah, protein, gula dan
lemak. Lebih lanjut dikatakan, " Komposisi harus disesuaikan dengan
kebutuhan badan, " tutur Luciana. Asupan sayur dan buah harus dalam
jumlah banyak, sedangkan protein secukupnya saja. Gula dan lemak tidak
harus terus menerus dikonsumsi.
"
Pada prinsipnya makan bisa bermacam-macam asal dijaga jenis, jadwal dan
jumlahnya, " kata Luciana. Menurut garis piramida makanan, kebutuhan
diet seorang DM, jumlah asupan yang paling banyak dikonsumsi justru
karbohidrat. Kekurangan karbohidrat justru akan menimbulkan hipoglikemia
atau turunnya kadar gula dalam darah di bawah normal.
"
Yang perlu dilakukan penderita DM adalah menjaga berat tubuh ideal, "
kata Luciana. Semakin gemuk, DM yang diderita semakin parah. Salah satu
cara paling mudah mendeteksi kegemukan adalah mengukur lingkar perut
sendiri. Pria dikatakan kegemukan bila lingkar perutnya lebih dari 90
sentimeter, sedangkan wanita di atas 80 sentimeter.
Indonesia
menduduki urutan tinggi dalam kasus diabetes. Menurut Organisasi
Kesehatan Dunia ( WHO ), Indonesia menduduki peringkat empat besar di
dunia untuk ranking prevalensi, 5 besar dunia untuk ranking rawat jalan
dan 10 besar di dunia untuk ranking rawat inap. Diabetes di Indonesia
banyak menyerang usia produktif, yaitu mereka yang berumur 25 - 55
tahun.
Sumber : IND.
0 komentar