Peneliti
Pusat Pengobatan Pencegahan Jackson Hole di Wyoming, Amerika Serikat
dan peneliti Scripps Clinic Viterbi Family Sleep Centre di California
menemukan, konsumsi pil tidur meningkatkan risiko kematian penggunanya
hingga 4.6 kali lebih tinggi dibandingkan yang tidak menggunakan. Rasio
kematian pengguna pil tidur mencapai satu orang di antara 16 peminum
pil tidur dalam 2,5 tahun. Yang tidak minum tidur kematiannya 1 orang
dari 80 orang.
Peningkatan risiko ini tidak memperhatikan penyakit lain yang diderita peminum obat tidur, seperti jantung, paru-paru, ataupun risiko lain dari konsumsi rokok atau alkohol. Meski demikian, para peneliti belum menemukan penyebab pasti mengapa peminum pil tidur memiliki risiko kematian lebih tinggi. Jenis obat tidur yang paling banyak digunakan di Inggris adalah temazepam untuk resep dan zopiclone untuk pil tidur umum.
Jenis
lain yang dikonsumsi dalam jumlah lebih sedikit adalah zolpidem dan
zaleplon. Obat-obat ini seharusnya digunakan dalam waktu singkat
disesuaikan toleransi peminumnya serta menghindari risiko
ketergantungan. Pil tidur umumnya mengandung zat penenang yang membuat
peminumnya lebih berisiko jatuh, kecelakaan, pola pernapasan berubah
selama tidur dan meningkatkan risiko bunuh diri.
Studi
lain menunjukkan, konsumsi pil tidur dosis tinggi juga meningkatkan
risiko kanker. Meski demikian, Profesor Farmakologi Klinis di Institut
Psikiatri, King's College London mengatakan, peminum obat tidur tak
perlu panik atas temuan ini. " Kita tidak ingin pasien menghentikan pil
tidur secara tiba-tiba karena akan memengaruhi insomnia yang
dideritanya, " katanya kepada BBC, Selasa ( 28/2 ).
Pengguna pil tidur
perlu konsultasi dengan dokter untuk memastikan keamanan penggunaan obat
itu. ( BBC/MZW ).
nice info :)
obat medis memang bahaya kalo ga konsultasi ke dokter..