Tentu
Anda pernah berkendara lewat hutan di pagi hari saat matahari mulai
terbit di ufuk timur. Jika kita perhatikan dengan seksama di keheningan
pagi hari saat itu, suara riuhnya burung-burung berkicau segera
terdengar. Demikian pula gemericiknya air bening di bebatuan atau
gemuruhnya air terjun yang jatuh di kawasan hutan lindung akan
menimbulkan sensasi pendengaran yang meneduhkan jiwa.
Bunyi
angin bertiup saat menggerakan ranting pohon hutan ditengarai sebagai
musik alam yang selalu terjadi berulang-ulang setiap saat. Dengan
kemajuan teknologi efek bunyi musik alam tadi bisa dimanfaatkan
memulihkan kesehatan jiwa dan raga. Seorang pemusik bisa mencampur
suara yang direkam dari alam, misalnya gemuruhnya suara air terjun,
kicauan burung atau desiran angin lembut dengan musik berirama lembut
hasil olahannya sendiri, menjadi satu kesatuan musik utuh untuk tujuan
penyembuhan.
Musik
yang menyembuhkan sebagaimana dilansir ragam tips, mempunyai gelombang
suara alfa dengan frekuensi 8 - 12 Hz dan teta di kisaran 4 - 8 Hz.
Gelombang alfa terjadi ketika seseorang mengalami relaksasi atau mulai
istirahat. Demikian pula saat kita akan tidur, manusia menghasilkan
gelombang alfa dimana frekuensi ini sebagai jembatan penghubung pikiran
sadar dan bawah sadar.
Saat
di ambang tidur perpindahan mata mulai mengantuk berat hingga jatuh
tertidur dengan tidak ingat apa-apa lagi di sekelilingnya, gelombang
teta pada otak manusia mulai bekerja. Gelombang teta juga bekerja saat
orang hening bermeditasi atau sedang khusuk berdoa. Gelombang otak di kisaran teta ini menyebabkan orang bisa lebih terbuka dan bebas berimajinasi.
Orang mengatakan, gelombang teta pada otak manusia kerap disebut gelombang ajaib karena
berhubungan dengan kekuatan psikologis. Karena itu kembali ke masalah
musik untuk penyembuhan, " Musik dengan suara alam bisa membangkitkan
imajinasi pasien sehingga secara psikologis pasien merasa nyaman, "
terang Wiwik Indrayani, dokter Poliklinik Paliatid dan Bebas Nyeri RSUD
Dr. Soetomo, Jumat ( 13/9 ).
Lingkungan
berkontribusi positif terhadap penyembuhan bila manusia mampu
mengemasnya, terang Wiwik. Musik yang berkhasiat sebagai penyembuh akan
menguatkan sistem kekebalan tubuh, membantu mengatur pernapasan,
menurunkan tekanan darah, serta mengurangi nyeri dan stres. Musik juga
membantu merawat keselarasan hubungan kita dengan alam.
0 komentar