Setiap
kali melihat kandang kambing milik Eng-Kong Djimin di wilayah Tajur,
saya ingat ucapan beliau 5 tahun lalu soal daging kambing yang
menimbulkan bau prengus begitu selesai disembelih. Agar daging kambing
tidak terus-terusan menguarkan bau prengus, Eng-Kong Djimin yang baik
hati itu memberikan resep sederhana berdasar pengalaman dia jadi blantik
kambing sekaligus jagal kambing miliknya. Jika menghadapi bau prengus
daging kambing sembelihan, daging jangan langsung dicuci dengan air
dingin, tapi biarkanlah daging itu sementara waktu di udara terbuka.
Untuk
sesaat biarkanlah daging kambing yang sudah dikuliti tidak bersentuhan
dengan air untuk menghindari bau prengus. Resep itu pula yang langsung
dipraktekkan oleh pembantu saya, Mbak Yah berdasarkan pengalaman dia
sebagai koki di kampungnya Wonosobo sana. Untuk menghilangkan bau
prengus daging kambing sebaiknya daging dibungkus dengan daun pepaya
muda, dengan tujuan daging tidak mengeluarkan bau prengus sekaligus
membuat daging kambing jadi lunak tidak alot saat dimasak.
Kebetulan
Eng-Kong Jimin Senin pagi tadi ( 14/10/13 ) kembali saya jumpai di
rumahnya saat dia bertransaksi menerima pembayaran hewan kurban yang
dijualnya dari seorang pembeli. Hewan kurban kambing umurnya tinggalnya
24 jam lagi mengingat Selasa esok hidupnya akan berakhir di tangan
tukang sembelih hewan kurban di Hari Raya Idul Adha 1434 H. Untuk itulah
Kong Jimin selalu mewanti-wanti kepada konsumennya, agar resep mengolah
daging kambing kurban tidak bau prengus begitu selesai dipotong dan
diiris-iris menjadi bagian kecil, daging tidak langsung dicuci tapi dibiarkan beberapa jam sebelum di olah di penggorengan atau kuali.
Kong
Djimin pria uzur Betawi totok ini pun juga memberikan resep tradisional
cara mengolah daging kambing agar empuk. Sebelum dimasak daging kambing
hendaknya dicelupkan ke dalam air parutan nanas muda selama 10 menit.
Selanjutnya setelah waktu pencelupan itu usai tinggallah kepandaian koki
untuk meramu daging kambing itu menjadi olahan berbahan daging kambing,
misalnya Anda bisa membuat tongseng gulai kambing, nasi goreng kambing,
atau gulai kambing tok.
Berdasarkan
keterangan Kong Djimin tadi, saya kira sebagai ibu rumah tangga tidak
usah minder untuk mempraktekkan memasak daging kambing menjadi santapan
di hari raya kurban esok. Bermodalkan kekayaan rempah dan proses memasak
yang benar, daging kambing akan terhidang di meja makan dengan
mengeluarkan aroma nikmat, daging empuk saat digigit dan tentu saja siap
disantap bersama keluarga di hari raya kurban. Untuk sahabat sehat dengan reiki kundalini, sudahkan Anda merencanakan akan memasak apa daging kurban yang anda terima esok?
Semoga
di hari raya kurban tahun ini Anda aman mengonsumsi daging kambing.
Tidak usah takut kolesterol akan naik, asalkan mengonsumsi daging
kambing tidak berlebihan. Cukuplah sekedarnya saja sebagai tombo kangen karena sudah lama bepantang tidak makan daging merah.
Oh,
ya resep jitu Eng - Kong Djimin itu juga yang menginspirasi saya untuk
terus melatih memasak daging kambing, misalnya gulai kambing atau rawon,
Terima kasih Kong Djimin, semoga dagangan hewan kurban bapak laris
manis sehingga tinggal kandangnya saja yang tersisa. Saya pun akhirnya
pamit pada Kong Djimin untuk melanjutkan perjalanan olah raga jalan kaki
menuju Desa Tajur.
Artikel ini seharusnya terbit di blog ini Senin pagi ( 14/10 ). Karena ada kesulitan teknik uploading ke blogger, baru kali ini bisa terbit.
0 komentar