Keberadaan sekolah daun yang terletak di Dusun Topesino Desa Mantikole Kabupaten Sigi sungguh sangat memprihatinkan. Janganlah bertanya apakah bangunan sekolah ini atapnya bocor atau dindingnya kusam bahkan daun pintunya sudah pada copot dari engselnya sehingga mengundang siapa saja untuk ikut prihatin. Di sekolah daun ini tidak ada bangunan tembok penyekat ruang kelas atau ada halaman sekolah tempat siswa beraktivitas olahraga. Semuanya tidak ada dan memang sekolah ini tidak mempunyai ruang-ruang kelas layaknya sekolah megah di perkotaan besar. Semuanya apa adanya dan alami dengan suasana khas desa terpencil di pedalaman Sulawesi Tengah.
Karena kondisi yang memprihatinkan inilah beberapa waktu lalu TVRI Sulawesi Tengah telah mengadakan liputan ke lokasi sekolah itu dan mempublikasikan lewat tayangan Selamat Pagi Nusantara Jakarta 2 bulan lalu dan tayangan dengan versi sama tetapi tetap mengambil setting lokasi sekolah daun, disiarkan ulang Minggu siang ( 26/09) kemaren dalam Warta Siang. Maksud penayangan tersebut mengingat televisi Sulawesi Tengah sebagai media kontrol sosial, berharap melalui tayangan itu Pemerintah dan Masyarakat Indonesia dapat memberikan bantuan agar proses belajar mengajar di sekolah itu tetap berlangsung.
Setelah melihat tayangan Sekolah Daun beberapa waktu lalu melalui TVRI Sulawesi Tengah, akhirnya Staf Pemerintah Kabupaten Sigi mengunjungi sekolah tersebut dengan menempuh perjalanan cukup berat menuju lokasi yang terletak di atas bukit dengan lembah curam di bawahnya. Letak sekolah memang di tempat terpencil jauh dari hiruk pikuk keramaian kota besar. Seorang pengajar sekolah daun, Indrawati dalam kunjungannya ke Kantor TVRI Sulawesi Tengah kemaren, mengatakan setelah menyaksikan tayangan sekolah daun itu, Pemerintah Kabupaten Sigi berjanji akan memberikan bantuan pada tahun 2010 ini.
Sementara itu Kepala Stasiun TVRI Sulawesi Tengah, Ir. Syafrullah dalam kesempatan ini mengatakan bahwa tujuan penayangan program acara sekolah daun itu agar masyarakat Indonesia dan Pemerintah dapat mengetahui lokasi keberadaan sekolah tersebut. Jika pemerintah Kabupaten Sigi akan memberikan bantuan, masih menurut Syafrullah, agar kondisi bangunan sekolah yang akan didirikan harus sesuai dengan kondisi alamnya. "Jangan sampai ciri khas sekolah daun tersebut menjadi hilang. Bangunan sekolahnya tidak perlu terlalu mewah, tetapi fasilitas sekolah tersebut harus tetap memadai," katanya.
Yang penting dari semua bantuan itu adalah status sekolah daun itu. Agar para siswa yang bersekolah di sekolah daun ini dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi setelah tamat dari sekolah daun, maka status sekolah daun harus jelas lebih dulu. Selain bantuan fisik fasilitas berdirinya sekolah daun itu yang memadai, Ir. Syafrullah berharap pihak Pemerintah Sigi dapat memberikan training kepada para guru yang mengajar di sekolah daun tersebut.
Sumber : Lensa Publik TVRI Sulawesi Tengah ( 25/09 ). Foto by katulutu.blogspot.com
trima kasih atas informasinya tentang sekolah daun... saya nonton di TVRI kira3 lima hari yang lalu. Ini sangat memprihatinkan karena dinegara yang sudah merdeka lebih dari setengah abad.. ternyata masih ada sekolah yang lebih mirip sebuah gubuk derita. saya akan membantu menyebarkan informasi ini.., kasihan anak2 indonesia ada yang belum bisa menikmati kemerdekaan. Semoga kedepan mereka bisa mendapatkan pendidikan yang layak.. kita akan perjuangkan... blog anda bagus dan saya telah menandai blog anda sebagai blog yang saya ikuti.. Thank you very much