Coelacanth dikenal sebagai fosil hidup sejak tahun 1938, ketika ikan itu tertangkap di lepas pantai Afrika Selatan. Dengan tubuh dipenuhi sisik seperti perisai baja serta sirip berjumlah delapan, coelacanth sempat diduga telah punah lebih dari 65 juta tahun. Kurator musium lokal Marjorie Couttenay Latimer diminta datang ke kapal untuk melihat hasil tangkapan itu. Demikian situs GeoWeek mewartakan pekan ini sebagaimana dilansir Kompas.
Sketsa yang dibuatnya kemudian dikirmkan kepada Profesor JLB Smith, ahli ikan di Rhodes University. Smith mengidentifikasikan ikan itu sebagai Coelacanth dan menyebut spesiesnya Latimeria Chalumna yang diambil dari nama Marjorie dan Sungai Chalumna, lokasi ikan itu ditangkap. Ternyata ikan yang tertangkap itu bukan saja merupakan coelacanth hidup, melainkan juga ada populasinya.
Populasi coelacanth ditemukan diperairan dalam, sekitar 200 meter di bawah permukaan air, di Samudra Hindia dan Pasifik. Para peneliti menyebutkan, ikan yang panjangnya bisa sampai 1,8 meter itu memiliki pola warna yang unik sehingga mudah dikenali secara individual. Dengan menggunakan video dan kamera bawah laut, para peneliti mulai menandai dan mempelajari populasi coelacanth. Akhirnya muncul temuan menarik hanya sejumlah kecil coelacanth yang mati setiap tahun.
Fosil-fosil hidup tersebut hidup lebih dari 100 tahun. Waktu sepertinya tak terlalu berpengaruh bagi populasi ini. Mereka tak cepat tua. Hal ini kemungkinan disebabkan adanya perlindungan ekstra dari sisik yang mirip perisai baja itu. Meski demikian,coelacanth dinyatakan sebagai spesies yang nyaris punah.
Ikan ini hidup pada kedalaman 150-200 meter pada suhu 12-18 derajat celsius di relung-relung goa batuan lava. Merupakan predator yang karnivor dengan memangsa ikan-ikan kecil pada malam hari. Selain hidup di perairan Afrika, ikan coelacanth juga hidup di perairan Indonesia ( Tolitoli di Sulawesi Tengah dan Manado serta Bunaken di Sulut ).
Menurut Kompas Com, yang bersumber dari Aquamarine Fukushima, menyatakan bahwa Coelacanth ditempatkan sejajar dengan jenis ikan yang bernapas dengan paru-paru (lungfish) dan amfibi primitif pada pohon keluarga ikan-ikan bertulang. Telur coelacanth menetas di dalam perut, tetapi bukan tergolong mamalia laut. Masih banyak hal belum diketahui mengenai ikan ini karena teramat langka. Struktur tubuhnya memiliki sirip perut (pectoral), sirip dada (pelvic), anal dan punggung yang menjuntai seperti tangan manusia. Panjangnya bisa mencapai 1,5 meter dengan berat 40 kg.
0 komentar