Sebagai seorang dokter yang sering bergelut dengan penyakit pasien, Judith Orloff, MD dalam menangani kasus penyakit pasien, selain menyarankan pasien menggunakan obat-, dia juga menggunakan terapi berdasarkan intuisi hati nuraninya. Hal ini dilakukan demi kesembuhan semua pasien-pasiennya. Kenapa Judith Orloff yang seorang tenaga medis kedokteran begitu gandrung menggunakan intuisinya selain menggunakan metode kedokteran Barat yang dia kuasai?
Jawabannya terletak kepada Judit Orloff sendiri yang begitu teguh menggunakan intuisi pada saat dia membuat keputusan demi kesembuhan pasien yang dihadapinya. Judith sangat mempercayai suara hati yang didengarnya di saat-saat ia membuat keputusan. " It's a kind of guardian angel, " tulisnya dalam bukunya yang berjudul Dr. Judith Orloff Guide to Intuitive Healing 5 Steps to Physical, Emotional and Sexual Wellness. Syarat untuk dapat mendengar suara itu pikiran Anda harus dalam keadaan diam.
Itulah sumber tulisan Dr. Judith Orloff sebagaimana dipaparkan dalam Majalah Nirmala edisi Pebruari 2008 halaman 65 - 67 yang juga menjelaskan hubungan antara intelektual dan intuisi dalam diri seorang manusia. Dia menulis bahwa intelektual dan intuisi seharusnya saling kompak, saling kerja sama. Intelektual betapa pun hebatnya, terbatas hanya pada focul linear, sebatas yang terpikirkan. Sedangkan intuisi adalah multi dimensi, mampu menembus permukaan untuk menawarkan solusi-solusi dalam setiap masalah yang Anda hadapi dalam kehidupan Anda tetapi tidak dilihat oleh pikiran. Masalahnya gemuruhnya pikiran seringkali mengalahkan suara bisikan hati.
Berikut ini petikan dari Lima langkah intuitif yang dipercaya Judith Orloff sehingga mampu memperdayakan intuisinya dan orang lain pun mampu menirunya apabila dia melatihnya dengan tekun, adalah :
1. Perhatikan perasaaan hati Anda.
Perasaan hati menetapkan sifat dari penyembuhan atau keputusan yang akan dilakukan, karena suara hati menggerakkan respon biokimia. Suara hati memprogram neurokimia kita. Untuk itu diperlukan kejujuran diri sendiri. Dengan demikian hal ini akan membebaskan diri kita dari impuls-impuls yang tidak kita sadari yang menghalangi munculnya intuisi untuk penyembuhan atau pengambilan keputusan.
2. Melatih ketajaman panca indra.
Tubuh manusia sangat bernuansa intuitif. Kita harus membuat penyesuaian jika ingin memunculkan sikap intuitif yang sudah ada dalam tubuh. Judith menginginkan kita melakukan orientasi ulang diri kita sendiri. Tujuannya dengan cara melatih ketajaman panca indra yang akan membuka kepekaan intuisi. Ini berarti menandai setiap sinyal secara dini misalnya rasa sakit yang sesekali timbul. Atau rasa tidak enak lalu hati berdebar-debar. Kemampuan menandai munculnya sinyal-sinyal tubuh merupakan modal penting untuk melatih kepekaan intuisi.
3. Rasakan energi halus tubuh.
Menyadap energi halus dalam tubuh dapat mempertajam intuisi. Energi halus berasal dari pusat energi yang disebut chakra. Setiap orang yang peka akan dapat merasakan getaran energi halus itu. Dengan latihan teratur kita dapat menyadapnya. Untuk mempertajam intuisi kita dapat menyadap energi halus yang dipancarkan dari chakra jantung. Setiap chakra mempunyai energi halus khusus. Misalnya chakra seks mempunyai energi halus yang memunculkan gairah seksual. Chakra Ajna di dahi memiliki energi khusus untuk meningkatkan intelektual dan kewaskitaan. Menutur Judith, merasakan keberadaan bermacam-macam energi halus dari chakra dimaksud sangat bermanfaat bagi kesehatan fisik dan mental, selain bisa dijadikan panduan atau pedoman hidup.
4. Tanyalah pada hati nurani Anda.
Sederet jawaban keputusan ada dalm alam bawah sadar. Untuk mengaksesnya lakukan meditasi secara rutin. Meditasi membuat kita tenang, menurunkan tekanan darah, meredakan stress, menghambat berbagai penyakit yang akan datang pada tubuh, bahkan memperlambat penuaan. Dengan membayangkan keinginan kita atau organ tubuh yang sakit, kita bisa mengakses jalan keluar yang ditawarkan intuisi.
5. Pelajari mimpi Anda.
Mimpi kata orang adalah bunga tidur. " Namun intuisi boleh jadi adalah bahasa mimpi, " kata Judith Orloff yang mengatakan setiap orang mengalami bahasa mimpi dalam tidurnya. Bahkan bukan saja di malam hari, di siang hari pun saat seorang tidur boleh jadi dia akan bermimpi. Karena mimpi tidak dapat diterangkan secara rasional, diperlukan memori intuitif untuk mereka-reka apa gerangan arti mimpi yang terjadi padanya. Judith percaya bahwa mimpi bisa memberikan formula yang kita butuhkan berupa bayangan ( images ), pesan ( message ) dan skenario.
Karena itu Judith menganjurkan sebaiknya agar setiap orang mampu menangkap sinyal-sinyal intuisi yang dikirimkan oleh tubuh kita sendiri, terutama arti mimpi yang dialaminya saat dirinya sedang tidur. Judith menyarankan janganlah kita mengggantungkan diri pada salah satu dari lima langkah di atas, tetapi gunakan lima langkah itu sekaligus sebagai pedoman di dalam gelapnya pikiran Anda.
Saat Judith sedang praktek memeriksa kondisi pasien dengan penuh konsentrasi, tiba-tiba di benaknya terkilas imaji berupa pesan, kadang suara atau perasaan yang datang tiba-tiba. Begitu getaran perasaan itu muncul dalam hatinya, buru-buru ia segera mencatat agar tidak lupa. Nasehat serupa pun diberikan kepada orang yang belajar mempertajam intuisi, apabila ada getaran muncul dalam hatinya dan direkam pikirannya, segera catat dalam secarik buku harian agar pesan itu mudah diingat kembali tatkala membuka buku catatan.
Di samping mencatat deskripsi mimpi secara detail, tujuan itu sebenarnya dimaksudkan untuk melatih diri kita, agar mudah terhubung dengan kesadaran jiwa. Perlu diketahui bahwa kesadaran jiwa kedudukannya setingkat lebih tinggi di atas kesadaran fisik manusia yang lebih sering mengandalkan logika hasil kerja otak sebagai panglima. Di luar hal yang sulit diurai nalar, tidak masuk akal, maka otak tidak mampu menterjemahkan.
Sumber tulisan : Dr. Judith Orloff ditulis ulang Nastisti Mahatma - Inti Reiki.
0 komentar