Pulang
sholat Maghrib berjamaah kemaren sore, seorang tetangga mengeluhkan
kepada saya bahwa isterinya mengalami nyeri ulu hati saat menjalankan
puasa. Keluhan itu menjadikan perjalanan puasanya sedikit terganggu dan
hampir membatalkan puasanya hari itu. Saya kira keluhan lambung nyeri
di saat puasa adalah wajar dan pasti semua orang mengalaminya baik yang
pernah menderita sakit mag ataupun yang sudah sembuh sakit magnya.
Sakit
mag atau disebut dengan dispepsia merupakan gangguan fungsional yang
disebabkan oleh pola makan yang buruk. Demikian kata Ari Fahrial Syam
dari Divisi Gastroenterologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia ( FKUI )/RS UPN Cipto Mangunkusumo
yang juga Ketua Bidang Advokasi Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit
Dalam Indonesia, Senin ( 9/7 ) di Jakarta.
Keluhan
sakit mag gangguan fungsional disebabkan makan tidak teratur, kebiasaan
makan-makanan berlemak, banyak minum kopi atau minuman bersoda, merokok
dan stres. Kasus mag organik sebesar 15 - 20 persen disebabkan bakteri
Hilicobacter pylori, obat-obat rematik dan makanan terlalu pedas.
Berbeda dengan mag fungsional, hasil endoskopi mag organik tidak normal,
yakni ditemukan tukak lambung, tukak usus dua belas jari, polip bahkan
kanker saluran pencernaan.
Lalu
hubungannya dengan puasa, Ari menyatakan, berpuasa tidak menimbulkan
sakit mag. Sebaliknya sat puasa, keluhan akan berkurang. " Saya sering
menganjurkan pasien sakit mag untuk berpuasa, apalagi yang hasil
endoskopinya normal. Biasanya mereka mengalami perbaikan, " katanya.
Saat
berpuasa, berbagai faktor pemicu gangguan fungsional juga hilang.
Penyebabnya, saat berpuasa, penderita makan teratur waktu saur dan
berbuka. Ia tidak mengonsumsi camilan, tidak merokok dan stres berkurang
karena ibadah. Bahkan pada kasus mag organik,penderita masih dapat
berpuasa sepanjang berkonsultasi lebih dulu dengan dokter karena
biasanya perlu minum obat.
Pada
kesempatan sama, Tri Juli Edi T dari Divisi Metabolik Endokrin
Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSUPN Cipto Mangunkusumo mengatakan,
orang yang menderita penyakit menaun, seperti diabetes, sebaiknya
mempersiapkan diri sebelum menjalankan puasa. " Mereka harus
berkonsultasi dengan dokter yang akan memberi anjuran diet tepat,
disesuaikan dengan kondisi puasa dan penyakitnya. Demikian juga dengan
obat-obatannya, " ujarnya.
Dengan
berkonsultasi lebih dulu, penderita penyakit menahun yang ingin
berpuasa dapat membuat keputusan tepat saat harus menghentikan atau
tetap melanjutkan ibadah puasa. ( INE ).
0 komentar