Apabila kita renungkan secara pikiran jernih tentunya manusia ingin hidup bahagia. Tidak salah pilihan ini dan memang benar adanya. Segala cara kita tempuh untuk dapat hidup bahagia di antaranya meningkatkan status sosial dalam hidup bermasyarakat, peningkatan karier dan bekerja keras untuk mendapatkan impian itu. Dengan bekerja keras mendapatkan imbalan dari usaha yang ia jalankan maka hidup akan terasa mudah dan nyaman.
Namun sebaliknya dibalik ujian kesenangan duniawi ini ada pula ujian duniawi yang selalu berjalan pararel dengan kesenangan hidup duniawi tadi. Misalnya kekurangan uang, tidak lulus ujian,tidak memperoleh promosi jabatan yang sudah lama ia idamkan dan tentu saja ujian kematian salah satu anggota keluarga kita. Semua ujian ini adalah untuk meningkatkan ketakwaan dan keimanan kita kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan keyakinan yang kita anut. Apakah kita cukup sabar dalam ujian kemalangan dan kesenangan ataukah menjauhi ujian itu dengan cara kita sendiri.
Di samping ujian kesenangan ada pula bentuk ujian yang berhubungan dengan gangguan kesehatan yang tak kalah pula memerlukan perhatian dan penanganan seksama. Apabila kita masih sehat kita tidak menghargai betapa pentingnya kesehatan ini. Bahkan tidak banyak bersyukur kepada Allah Yang Maha Kuasa.Tetapi begitu kita sakit kita akan menangisi keadaan ini dan menyadari bahwa kesehatan itu sangat penting dalam hidup ini.
Contoh yang sehat dengan reiki berikan dalam kasus sakit ringan tetapi sakitnya bukan main adalah sakit gigi. Kita merasakan betapa sakit gigi membuat menderita dan penderitaan ini membuat sementara kita tidak bisa tertawa. Bagaimana bisa tertawa kalau gusi bengkak, rahang meradang dan konyolnya lagi ada sariawan yang bercokol di rongga mulut. Tersenyum saja sakitnya minta ampun apalagi tertawa terbahak-bahak. Maka selucu-lucunya Mas Tukul Arwana membanyol dalam acara televisi, bagi penderita sakit gigi tentu tidak bisa menikmati lawakan ini.
Nah karena kesehatan adalah segala-galanya dalam hidup ini maka kita harus mengusahakan agar kesehatan tidak lepas dari kita sampai ajal menjemput nantinya. Dengan kata lain mencegah lebih baik daripada mengobati setelah datang sakit. Sebelum sakit sebaiknya kita mencegah datangnya sakit. Better to prevent than to cure, pepatah bijak banyak orang mengatakan berkaitan dengan kesehatan kita.
Kita pun yakin bahwa penyakit datang tentu ada obatnya. Tinggal kita berupaya bagaimana mencari obat dan penangan sakit itu sendiri. Menurut Buku Sehat dengan Reiki karya Prof.Dr.Sutan Remi Syahdeini S.H dikatakan bahwa Ilmu Kedokteran Barat cenderung untuk mengobati penyakit dari hal-hal yang ada di luar tubuh itu sendiri. Sementara ilmu pengobatan Timur justru mencari obat atau penyembuh dari hal-hal yang ada dalam tubuh manusia sendiri atau menggunakan tubuh manusia sebagai penyembuh penyakit.
Sejak ribuan tahun lampau kaum Yogi di India mengetahui tubuh manusia memiliki, baik sistem pencegahan penyakit maupun sistem penyembuhan penyakit. Mereka mengetahui bahwa tubuh manusia tidak terdiri atas tubuh fisik atau jasmani saja, tetapi terdiri juga atas tubuh-tubuh eterik. Kedua jenis tubuh ini saling mempengaruhi.
Pengetahuan orang India kemudian menyebar ke Cina, Tibet dan Jepang. Sampai saat ini pengetahuan dunia kedokteran Timur telah menyebar ke Barat dan sedang dipelajari secara sungguh-sungguh oleh kalangan ilmuwan kedokteran Barat. Jadi penyembuhan penyakit merupakan gabungan aspek fisik tetapi juga memperbaiki aspek tubuh eterik manusia.
Inilah kemudian yang dilakukan oleh metode penyembuhan Reiki dan metode penyembuhan lain yang pendekatan sama diantaranya akupuntur,akupresur atau pijat refleksi, ayurveda, qigong, theta healing, power healing, pulsor energy balancing dan masih banyak nama-nama penyembuhan metode energi lainnya. Pada penyembuhan Reiki maka praktisi reiki akan memperbaiki fungsi-fungsi chakra yang terganggu semisal chakra kotor atau mengalami gangguan perputaran chakra.
Yang tak kalah pentingnya praktisi reiki akan membersihkan pembuluh-pembuluh energi dari sumbatan-sumbatan. Bagaimana cara mengatasi hambatan pembuluh energi adalah mengalirkan reiki secara terus menerus kepada pasien baik dibuat penyaluran pemograman energi terus menerus atau secara berkala. Reiki sendiri mengalir kedalam tubuh pasien atau diri sendiri praktisinya di lapisan tubuh fisik, mental dan emosional.
0 komentar