Pekalongan dikenal sebagai kota batik karena produksi batiknya yang indah dan dinamis. Selain itu Pekalongan tepatnya kabupaten Pekalongan lebih dikenal sebagai kota santri, karena kebudayaan kota Pekalongan yang sangat kental nuansa Islaminya. Sentra industri Batik Pekalongan berada di daerah Buaran, tepatnya di Desa Simbang Kulon.
Meskipun dunia sedang dilanda krisis ekonomi global para perajin batik Pekalongan terus berkarya dan tidak terpengaruh imbas krisis keuangan yang tengah melanda Eropa khususnya Yunani dan Inggris. Mereka terus berkarya mengingat tingginya jumlah penggemar Batik Pekalongan yang senyatanya tetap digemari oleh konsumen batik dari Jawa Tengah, Luar Jawa dan Mancanegara. Sungguh menarik menyaksikan corak Batik Pekalongan ini. Sekalipun udara cukup panas di siang hari minggu ke empat Mei lalu, para pekerja tetap bersemangat menyelesaikan proses produksi batik.
Batik Pekalongan yang mempunyai corak unik berupa perpaduan antara batik klasik dengan corak kontemporer, perwarnaan yang cerah namun harmonis tetap mempunyai penggemar sendiri. Ternyata Batik Pekalongan termasuk batik pesisir nya sangat kaya akan warna. Sebagai batik pesisir ragam hiasnya biasanya bersifat naturalis.
Jika dibandingkan dengan batik pesisir lainnya misalnya batik Lasem, batik Pekalongan sangat dipengaruhi oleh pendatang keturunan China dan Belanda. Di sini motip batik Pekalongan sangat bebas, menarik meskipun motifnya terkadang sama dengan batik Solo atau Jogja. Motif ini juga sering dimodifikasi dengan variasi warna yang atraktif. Dalam sehelai batik Pekalongan dijumpai 8 warna yang berani dengan kombinasi yang dinamis. Motif batik Pekalongan yang paling populer ialah motif batik Jamprang.
Pemasaran batik Pekalongan mencapai Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jambi, Makasar hingga Minahasa. Biasanya pedagang batik daerah seberang ini memesan ke perajin batik Pekalongan agar dibuatkan motif batik sesuai dengan selera dan adat daerah masing-masing. Keistimewaan batik Pekalongan adalah pembatiknya selalu mengikuti perkembangan jaman.
Saat penjajah Jepang masuk Pulau Jawa tempo dulu, lahir batik Jawa yang disebut Batik Hokokai. Batik Hokokai adalah batik dengan motif dan warna mirip Kimono Jepang. Batik Jawa Hokokai disebut juga batik pagi dan sore. Di tahun enam puluhan juga diciptakan batik Tritura. Motif yang terkenal saat ini adalah motif Tzunami. Memang orang Pekalongan sangat kaya akan ide dan kreasi seni batik.
Menurut brosur Ungkapan Spesial Batik, Its Mystery and Meaning yang ada di sentra perajin Batik Pekalongan disebutkan bahwa setiap turis domestik atau asing yang berkunjung ke sentra Batik Pekalongan selalu dibawa ke Museum Batik Pekalongan yang berada di Gedung Bekas Balai Kota Pekalongan. Di gedung ini setiap pengunjung dapat melihat berbagai jenis batik dari waktu ke waktu.
Kita dapat melihat perkembangan batik dari jaman Belanda, Jepang saat Perang Dunia II dengan motif batik Hokokai, batik Sumatera dengan pengaruh budaya Islam dengan motif kaligrafi tulisan Arab. Koleksi museum batik ini ternyata cukup lengkap. Di sini pengunjung dapat melihat koleksi batik antik berusia 100 tahun lebih. Ada juga Kebaya Encim yang dipakai wanita Tionghoa di Indonesia saat itu.
Gedung Museum Batik Pekalongan ini memanfaatkan gedung bekas Balaikota Pekalongan. Lokasinya sangat mudah dijangkau oleh angkutan kota terletak di daerah Bundaran Jatayu dekat Jalan Diponegoro Pekalongan. Di daerah ini merupakan simbol kerukunan umat beragama Pekalongan yang terbina sangat baik.
Di samping Museum Batik Pekalongan berdiri Masjid dengan latar belakang Gereja Khatolik Pekalongan. Di sekitar museum juga berdiri Gereja Protestan dan tempat ibadah penganut Tri Dharma. Begitu juga dengan motif batik Pekalongan sendiri banyak dipengaruhi gabungan atau pembauran unsur Lokal, Arab, China dan Belanda.
Sungguh warisan budaya lewat seni batik yang tak ternilai harganya. Karenanya marilah kita lestarikan dan berdayakan Batik Pekalongan agar juga sejajar dengan Batik Jogja, Solo, Cirebon dan Lasem. Mulai awal tahun 2011 ini di kantor sehat dengan reiki pun, setiap hari Selasa dan Jumat setiap karyawan wajib memakai batik buatan anak negeri sendiri termasuk di sini batik Pekalongan.
Sambil bermalam di kota batik Pekalongan di mana cuaca cukup cerah di malam hari, hal menarik lainnya adalah wisata kulinernya. Kota ini banyak memanjakan wisatawan untuk mau mencicipi makanan khas Pekalongan. Karena saat ini Pekalongan sudah masuk musim kemarau, yang paling enak malam itu adalah menyantap Sate Ayam sekaligus mencicipi masakan khas Pekalongan Nasi Megono dan ditemani secangkir wedang ronde.
0 komentar