Sejauh ini para ilmuwan tahu bahwa penyu belimbing raksasa yang berada di Samudra Atlantik Selatan perlu menjelajah jauh untuk mencari makan. Perjalanan tersebut sungguh melelahkan memakan waktu lama sekitar lima tahun sebelum penyu belimbing ini pulang ke perairan asalnya. Sebagaimana hasil penelitian yang dikeluarkan para ilmuwan dari University of Exeter, Inggris, mengungkapkan sejumlah misteri tentang ke mana penyu belimbing ini pergi menjelajah meninggalkan perairan kampung halamannya.
Dalam melacak keberadaan penyu belimbing para ilmuwan menggunakan sampel dua lusin penyu betina dengan memasang alat pelacak digital di tubuhnya sehingga pergerakan mereka bisa dimonitor. Selanjutnya data-data yang terkumpul dianalisa, menunjukkan para penyu ini menyusuri tiga jalur penjelajahan di antaranya jalur yang menyeberangi Samudra Atlantik yang panjangnya sampai 7,500 kilometer.
Jalur migrasi ini sebagaimana dirilis situs GeoWeek membawa penyu-penyu tersebut pada wilayah perairan di Atlantik yang ternyata kaya akan bahan makanan. Wilayah perairan itu berada di bawah pengawasan belasan negara yang berbeda letak geografisnya. Selanjutnya upaya-upaya konservasi itu bisa membuat wilayah perairan ini kondusif bagi komunitas penyu belimbing.
Kondisi berbeda terjadi di wilayah Pasifik, yang sejak lama mengalami pencemaran akibat aktivitas penangkapan ikan dengan pukat. Selain itu adanya pembangunan berkelanjutan yang terjadi di sepanjang pesisir yang menjadi area pengembangbiakan penyu belimbing. Penyu belimbing berkembang biak dengan cara bertelur.
Upaya menyelamatkan penyu itu adalah dengan tidak memutuskan mata rantai pengembangbiakannya, diantaranya tidak memburu telurnya untuk diperjualbelikan. Penyu belimbing juga memiliki tubuh terbesar dengan kemampuan menyelam terbaik. Penyu penjelajah ini panjangnya bisa sampai dua meter dan beratnya bisa mencapai 900 kilogram.
Menurut carelingkungan.blogspot.com dalam artikelnya tentang penyu menyebutkan, Penyu adalah kura-kura laut. Penyu ditemukan di semua samudra di dunia. Menurut data para ilmuwan, penyu sudah ada sejak akhir zaman Jura (145 - 208 juta tahun yang lalu) atau seusia dengan dinosaurus. Pada masa itu Archelon, yang berukuran panjang badan enam meter, dan Cimochelys telah berenang di laut purba seperti penyu masa kini.
Penyu memiliki sepasang tungkai depan yang berupa kaki pendayung yang memberinya ketangkasan berenang di dalam air. Walaupun seumur hidupnya berkelana di dalam air, sesekali hewan kelompok vertebrata, kelas reptilia itu tetap harus sesekali naik ke permukaan air untuk mengambil napas. Itu karena penyu bernapas dengan paru-paru. Penyu pada umumnya bermigrasi dengan jarak yang cukup jauh dengan waktu yang tidak terlalu lama. Jarak 3.000 kilometer dapat ditempuh 58 - 73 hari.
Tidak banyak informasi yang diketahui tentang Penyu Belimbing ( Dermochelys coriacea ) karena hampir seluruh hidupnya dihabiskan untuk bermigrasi menjelajahi samudera. Penelitian menggunakan satelit transmisi oleh WWF Indonesia di Jamursba Medi, Papua, bekerjasama dengan lembaga penelitian internasional NOAA ( National Oceanic and Atmospheric Administration ), belum lama ini berhasil menyibak rahasia pengembaraan hewan langka tersebut.
Sepuluh ekor Penyu Belimbing yang dipasangi transmitter dipunggungnya dan dilepas dari pantai Jamursba Medi Papua pada Juli 2003 lalu. Menurut pantauan satelit, kini salah satunya berada di Pantai Barat Amerika Serikat, tepatnya di Monteray Bay, sekitar 25 km dari Golden Bridge, San Fransisco. Ini berarti, Penyu Belimbing tersebut telah mengarungi Samudera Pasifik dan menempuh jarak sekitar 6000 mil dari habitat asalnya di Papua dalam jangka waktu lebih dari satu tahun!
Sumber : GeoWeek Kompas.
0 komentar