Hanya segelintir orang saja yang mendalami sejarah China yang mengenal Matteo Ricci, pendeta Jesuit kelahiran Italia. Popularitas Ricci terkait dengan kerjanya sebagai misionaris di China sejak tahun 1582 sampai 1610. Ia merupakan orang Barat pertama yang bisa masuk ke Beijing dan Kota Terlarang.
GeoWeek mewartakan sebagaimana dilansir Kompas Minggu 26/12 bahwa Ricci mengenalkan masyarakat China kepada jam dinding, mengembangkan metode penulisan bahasa China dengan menggunakan alfabet Latin, menerjemahkan Euclid ke China dan mengasah kemampuannya sebagai ahli matematika dan kartografi. Karya kartografinya lah yang membuat Ricci tetap dikenang sampai hari ini. Khususnya karyanya berupa enam panel peta dunia yang ia ukir pada bilahan kayu dan dicetak di kertas.
Peta beranotasi yang diselesaikan tahun 1602 itu panjangnya 3,8 meter kali 1,7 meter. Peta itu menggambarkan dunia saat itu dengan Kemaharajaan China sebagai pusatnya. Untuk merinci keterangan gambar, Ricci memenuhi petanya dengan anotasi, semuanya dalam bahasa China.
Peta buatan Ricci menghilangkan berbagai ilustrasi mitologi yang umum dijumpai pada peta-peta periode sebelumnya. Peta Ricci ini dianggap sebagai repersentasi ilmiah gambaran dunia. Ricci juga menjelaskan perihal garis bujur dan garis lintang, termasuk skala jarak bumi ke planet, juga lamanya siang dan malam.
Hanya enam buah peta Ricci yang diketahui pernah ada. Meskipun demikian selama berabad-abad diyakini tak ada satu pun peta yang selamat, sehingga peta tersebut dijuluki bunga tulip hitam yang mustahil. Salah satu peta Ricci baru-baru ini dimiliki oleh Yayasan James Ford Bell dan akan dipamerkan secara permanen di Perpustakaan Bell di kampus Universitas Minnesota.
Sumber : GeoWeek Kompas Minggu 26/12/10
0 komentar