Pemerintah Jepang melalui Kepala Sekretaris Kabinet Osamu Fujimara, Kamis ( 17/11) memerintahkan Gubernur Fukusima Yuhei Sato melarang pengiriman beras dari Onami ke daerah lain. Pelarangan itu dilakukan karena beras di daerah itu mengandung zat radioaktif caesium-137 sebanyak 630 becquerel per kilogram.
Padahal batas aman maksimal 500 becquel. Onami terletak 52 kilometer barat laut Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir ( PLTN ) Fukushima Daiichi. PLTN ini meledak dan melepaskan zat radio aktif ke lingkungan sekitar setelah fungsi pendingin pembangkit listrik gagal berfungsi akibat dihantam gempa dan tsunami dahsyat pada 11 Maret 2011 lalu.
Meski demikian, 840 kilogram beras dari wilayah tersebut belum terkirim ke wilayah lain. Ilmuwan internasional telah memperingatkan Pemerintah Jepang kemungkinan ada peningkatan kadar caesium di timur Fukushima. Penghitungan yang dilakukan Tappei Yasunari dari Asosiasi Riset Luar Angkasa Antaruniversitas di Maryland, menunjukkan kadar caesium -137 di tanah dan rumput yang ada di timur Fukushima lebih tinggi delapan kali dari batas aman. Sementara di wilayah lainnya masih dibawah batas aman.
Nick Beresford dari Pusat Ekologi dan Hidrologi di Lancaser, Inggris mengatakan, caesium-137 lebih diperhatikan dibanding unsur radioaktif lain karena keberadaannya mampu bertahan hingga beberapa puluh tahun. Pada tanah organik, unsur radioaktif dapat bertahan lebih lama lagi. Zat ini akan terikat dengan komponen mineral lain dan menghambat penyerapan unsur hara dalam tanaman.
Pembajakan tanah dan penggunaan pupuk dapat membantu mengurangi tanah dari menyerap unsur-unsur radioaktif berbahaya tersebut. Sementara itu pada rumput yang tercemar caesium, penggunaan agen pengikat yang ditambahkan pada pakan ternak dapat mengurangi penyerapan unsur tersebut oleh usus hewan.
Sumber : AFP/BBC/Kompas/MZW.
0 komentar