Kota Salatiga yang berada di tengah ruas jalan raya antara Semarang-Solo memang mempunyai wisata kuliner berbau unik. Bagaimana tidak unik kalau di kota ini ada makanan gethuk tapi mempunyai nama khas binatang, yaitu Kethek. Penyebutan nama binatang untuk nama sebuah produk makanan bukan berarti ingin melecehkan nama makanan itu tetapi hanya sekedar untuk pembeda saja dari jenis makanan singkong yang sudah ada. Di Salatiga inilah nama gethuk itu menjadi terkenal setelah ditambahi dengan kata "kethek" sehingga menjadi Gethuk Kethek.
Hermansyah seorang sahabat sehat dengan kundalini reiki dari Televisi Jawa Tengah yang baru-baru ini berkunjung ke pabrik gethuk tadi, mewartakan lewat streaming via FTP Internet. Bahwa gethuk kethek adalah oleh-oleh khas Salatiga dan tidak dijual di kota lain. Nama Kethek alias monyet sengaja dipakai sebagai penanda untuk membedakan dengan pengrajin gethuk lainnya yang ada di kota ini.
Gethuk Kethek sebenarnya hanya sebuah nama saja tidak lebih. Pemberian nama ini hanya sebagai penanda bahwa Gethuk Kethek tetap sama dengan rasa Gethuk lainnya yang sudah terlanjur ada dan diperjualbelikan di kota ini. Penjual Gethuk Kethek dapat kita jumpai di Jalan Argo Tunggal pertigaan ABC Salatiga, tepatnya beberapa meter dari Jalan Jenderal Sudirman.
Agar pembeli tidak kehabisan disarankan memesan lebih dulu. Mengingat proses pembuatan gethuk hanya dilakukan di pagi dan sore hari dengan jumlah terbatas, maka kepada pembeli dapat memesan sehari sebelum gethuk dibuat. Gethuk yang diproduksi terbuat dari singkong rebus yang ditumbuk secara terpisah hingga halus. Tumbukan halus singkong rebus itu lalu dibentuk menjadi bola besar dan diisikan pada cetakan kotak. Sedikit demi sedikit adonan halus singkong rebus ini memenuhi kotak cetakan.
Selain gethuk ketek, gethuk lindri pun juga dijual. Memang Gethuk Lindri sebagai nama ghetuk cukup terkenal bagi penikmat ghetuk. Makanan ringan murah meriah ini disajikan sebagai camilan di sore hari. Di dapur pembuatan gethuk, pengunjung dapat melihat langsung proses produksi gethuk. Gethuk yang telah dicetak lalu dikeluarkan dan dikemas. Satu bungkus gethuk isi 20 potong dijual seharga 7000 rupiah.
Cukup murah bukan makanan khas ini? Kelebihan gethuk ini adalah rasanya yang manis gurih ditambah tekstur adonan yang membentuk gethuk, cukup halus sehingga hanya mengulum saja di mulut, maka gethuk akan tandas masuk kerongkongan. Selama proses pembuatan gethuk kethek atau pun lindri tidak menggunakan bahan pengawet. Mengingat gethuk sebagai makanan yang harus segera dikonsumsi, maka gethuk tidak perlu disimpan di lemari pendingin.
wah sepertinya enak nih,
jadi pengen beli.
tapi di jogja gak ada kayaknya