Dari jalan raya Cikajang Garut menuju Hutan Sancang Garut Selatan rumah mungil dengan cat putih itu bagaikan kuncup melati putih yang tengah mekar di sekeliling daun hijau. Betapa tidak rumah dengan cat putih tadi bisa dilihat dari jalan raya ini dan disekitarnya terlihat tumbuh lebat daun teh hijau yang siap petik. Suasana rumah ini mirip di negeri dongeng antah berantah. Dengan kontur tanah yang semakin meninggi di lereng bukit sekitarnya, rumah tempat tinggal yang nyaman ini semakin asri dilihat manakala kaki telah melangkah masuk ke pekarangan yang cukup luas.
Dengan pekarangan cukup luas sang pemilik rumah ini leluasa menata tanaman hias dengan eloknya. Di belakang rumah terdapat pot-pot tanaman anggrek yang tengah mekar bunganya. Di samping kiri bersebelahan dengan garasi tumbuh dengan lebatnya 2 pohon jeruk keprok. Sedangkan di halaman samping kanan terdapat kolam ikan emas dan agak jauh dari rumah induk terdapat kandang kambing dan ayam. Manakala sehat dengan reiki dan teman-teman sedang duduk di beranda depan, sejauh mata memandang di kanan kiri rumah hanyalah pemandangan hijau segar menyergap mata. Betapa tidak mengesankan kalau pemandangan indah ini hanya terdapat di areal perkebunan teh di Cikajang Garut Selatan dan di kejauhan terbentang hutan perawan Hutan Sancang.
Memasuki rumah dengan perabotan sederhana layaknya rumah di pedesaan, terdapat areal penghangat badan bersebelahan dengan dapur basah dan kering. Kamar tidur cukup nyaman dengan dipan kayu jati. Cendela cukup lebar dengan korden warna putih mendominasi seluruh jendela rumah yang ada. Atap rumah berbentuk limas dengan atap seng membuat sirkulasi udara panas di malam hari sedikit menghangatkan badan mengingat di siang hari udara pegunungan masih cukup dingin kendati di siang hari cuaca terik tengah melanda perkebunan teh ini..
Dari aspek ergonomis penataan perabot cukup sederhana. Udara segar dibiarkan masuk melalui bukaan jendela yang lebar.Harum bunga melati yang tengah tumbuh di samping kamar tidur tamu menyergap masuk ke ruang tamu. Sementara itu kenyamanan tempat tidur tamu tetap dijaga dengan penerangan lampu cukup terang di malam hari. Beginilah sang pemilik rumah yang sekaligus menyewakan tempat tinggalnya ini membikin tamu betah bagaikan di rumah sendiri.
Kami rombongan dari Jakarta saat itu tengah meliput kegiatan Upacara Perkawinan Adat Sunda dan setting lokasi mengambil sebuah rumah kuno di dusun lain masih di areal perkebunan Cikajang Garut Selatan. Saat itu tengah musim kemarau panjang di mana di siang hari udara sangat panas tetapi di malam hari udara bisa mencapai suhu 18 derajat celcius. Dalam perbincangan hangat dengan sang pemilik rumah di tengah rehat break shooting, sang pemilik rumah membicarakan lokasi rumahnya dari aspek kearifan lokal adat Tanah Sunda di mana sebagian besar rumah di pedesaan ini menggunakan atap seng juga genteng pelentong. Sirkulasi udara juga disebut-sebut dalam pembicaraan ini di mana unsur keseimbangan energi positip ( sheng Qi ) tetap dijaga dan sebisa mungkin menghindarkan diri dari energi negative ( sha Qi ).
Perbincangan ini sudah cukup lama terjadi. Saat itu di tahun 1982 dan aspek Feng Shui dari sebuah rumah tempat tinggal ternyata sudah dipahami oleh sebagian besar penduduk lokal pedesaan ini. Kearifan lokal dan pengetahuan Feng Shui di tahun ini belum terkenal seperti sekarang ini. Namun penataan lingkungan tempat tinggal dikaitkan dengan alam sekitarnya ternyata sudah dipahami oleh sesepuh masyarakat pedesaan ini. Buktinya mereka menjalani kehidupan sebagai petani, buruh petik daun teh, peternak sapi perah dengan bahagia. Mereka menyebut bahwa rumahku beserta pekarangan dan seisinya adalah istanaku.
Tidak ada yang salah dalam ungkapan itu. Rumah memang laksana istana yang tempak indah, tempat menampung anggota keluarga dalam menjalani kehidupan. Barangkali tak ada istana megah lain yang lebih megah dibandingkan dengan rumah sendiri yang membawa kebahagiaan, keberkahan dan kenyamanan di mana semua anggota keluarga dalam kondisi nyaman, sehat dan bugar. Ya...Feng Shui kata ini yang lebih tepat untuk menggambarkan kenyamanan tempat tinggal sesaat ketika kami bertamu dan menginap untuk beberapa minggu di desa ini.
Berbicara tentang Feng Shui sebaiknya jangan serta merta alergi terhadap ilmu penataan lingkungan tempat tinggal yang berasal dari akar budaya Tiongkok ini. Jika tidak mengenal dari dekat boleh jadi terjadi salah paham terhadap keberadaan Feng Shui. Ada yang mengira ini ilmu mistik, serba misterius dan klenik. Padahal dalam belajar dan memahami Feng Shui tak lebih dari mengenal dan memanfaatkan aliran energi saja yang ada di bumi ini. Energi positip disebut Sheng Qi dan energi negative disebut Sha Qi.
Boleh jadi ada energi ada juga aura dari benda. Benda hidup memang memancarkan aura dan ini bisa dibuktikan dengan memotret benda ini dengan kamera Photo Kirlian. Secara kasat mata pancaran aura dari benda berupa spektrum warna yang mengelilingi benda tadi. Aura bisa mempengaruhi seseorang bila ada dalam radius pancarannya. Tubuh manusia sendiri juga memancarkan aura yang berkaitan dengan aura benda-benda di dekatnya. Termasuk di sini tanaman di taman halaman rumah tinggal kita. Konon di Amerika tanaman yang memancarkan aura positip bisa dimanfaatkan sebagai sarana penyembuhan alternatip dikenal dengan sebutan healing of tree.
Prinsip penataan taman berdasarkan Feng Shui dan jenis pancaran dari aura tanaman sejalan dengan prinsip desain lansekap, yaitu mengacu kepada bentuk dan warna tanaman, mencakup peletakan ornamen-ornamen taman ( sculpture).
Bagi orang yang menyebut diri rasional penggunaan Feng Shui dalam pengaturan taman mungkin sedikit mengganjal. Kegalauan yang sok rasional ini ditangkap oleh para ahli Feng Shui dan mencoba menyelaraskan dengan aspek psikologi bahkan ilmu Fisika.
Terrence Conran dalam buku The Essensial Garden Book tahun 1999 menjelaskan bahwa taman menjadi tempat pikiran untuk istirahat dan berekspresi. Sarana ekspresi layaknya menulis, melukis atau menyanyi termasuk di sini menata kebun dan tanaman menjadi penyalur hobi di tengah istirahat dari kesibukan kerja di hari libur. Penataan lingkungan menyangkut tanaman memberi pengaruh pada manusia secara psikologis. Untuk mengatur tanaman unsur material halus tanaman ditata berdasarkan tekstur dan warna tanaman. Bila menata tepat maka akan enak dipandang tanaman ini dan sangat meneduhkan bila ditatap dengan pikira jernih.
Kebalikannya bila menata tanaman dengan berantakan dan tidak cocok maka tidak enak dilihat bahkan menambah pikiran ruwet. Sama halnya bila kita dihadapkan kepada suasana lalu lintas yang padat merayap semawrut setiap harinya maka energi kegembiraan dan ketenangan diri kita akan tersedot oleh energi berantakan dan semrawut dari lalu lintas ini. Kita akan capai dan gampang emosi melihat hal ini.
Dalam tinjauan fisika bahwa energi alam yang tidak kasat mata ini bisa diwujudkan menjadi gerak seperti hanya energi angin dan air, sinar matahari dan energi potensional seperti pegas. Penataan tanaman pada rumah di postingan sehat bersama reiki ini semisal tanaman melati yang sedang berbunga di rumah perkebunan ini mengandung unsur logam. Sedangkan penggunaan atap seng dimaksudkan bila siang hari cerah dengan udara sangat panas terik, suasana dalam rumah tetap sejuk. Di malam hari dengan udara pegunungan dingin berkabut cadangan panas dari atap seng masih cukup tersedia untuk penghangat badan di dalam kamar dan ruang tamu.
Aliran energi dari prinsip Feng Shui yaitu unsur Yin yang berarti dingin dan Yang berarti panas saling berinteraksi berlawanan. Sedangkan prinsip ketiga dari Feng Shui segala sesuatu di alam semesta ini terbuat dari perpaduan lima elemen mencakup tanah, besi, air, kayu dan api. Ada yang tahu dan boleh jadi tidak tahu bahwa Feng Shui di samping untuk menata ruang interior ( nei lui shi ) juga untuk menata eksterior ( wai liu shi ). Interior di sini meliputi ruangan di dalam rumah semisal ruang tidur, ruang kerja dan ruang tamu. Sementara yang eksterior termasuk di dalamnya teras dan pekarangan.
Feng Shui memang kental dengan budaya dan kepercayaan China dan memang dari sana ilmu ini berasal.
Sumber tulisan : Mind, Body and Soul Intisari ( diedit )
0 komentar