Iringan gending-gending Jawa bertalu-talu menyambut datangnya tamu istimewa yang datang dari Ibu Kota Jakarta. Sementara anak-anak sekolah mulai dari Taman Kanak-kanak hingga SMA berdiri berjejer di sepanjang Jalan Slamet Riyadi tepatnya di depan Stasiun Kereta Api Purwosari. Mereka mengelu-elukan akan datangnya Presiden Pertama Republik Indonesia Ir. Soekarno yang akan berkunjung ke Solo. Murid taman kanak-kanak Melati di mana sehat dengan reiki menjadi murid bersama teman-teman lain dibawah komando Ibu Guru mulai melambai-lambaikan bendera merah putih kecil tatkala iringan mobil Presiden Soekarno melintas.
Dari balik kaca mobil kepresidenan, Presiden kita membalas sambutan anak-anak sekolah tadi sembari tersenyum sementara iringan gending-gending gamelan terus memainkan gending Jawa yang berirama tenang. Ini adalah acara rutin sehat bersama reiki dan teman-teman di taman kanan-kanak Melati dalam acara menyambut kedatangan Presiden Soekarno sekitar tahun 1960 dan 1961. Memang peristiwa ini sudah hampir 50 tahun lalu terjadi namun ingatan tadi masih terekam dengan jelas kejadiannya. Selama 2 tahun duduk di kelas A dan B taman kanak-kanak, hampir semua murid taman kanak-kanak yang ada di Solo waktu itu diwajibkan hadir berdiri menyambut datangnya tamu agung.
Sehat bersama reiki masih ingat bagaimana meriahnya acara penyambutan itu. Di kedua sisi ruas Jalan Slamet Riyadi penuh sesak warga Solo yang membaur dengan murid-murid sekolah berdiri di pinggir jalan mulai dari Stasiun Kereta Api Purwosari hingga Stadion Sriwedari. Ada apa gerangan Presiden pertama kita datang ke Solo? Bapak presiden datang ke Solo dalam rangka kunjungan kerja dan beliau menginap di Loji Gandrung. Sejak kedatangan di Lapangan Udara Panasan yang sekarang bernama Bandara Adisumarmo, iring-iringan rombongan bapak presiden melintas masuk Solo dari arah Kartusuro, melintas Jalan Slamet Riyadi dari Kerten selanjutnya menuju Loji Gandrung tempat di mana beliau akan menghabiskan waktu menginap selama kunjungan kerja di Solo..
Ya...Loji Gandrung sebuah nama yang begitu melekat bagi warga Solo untuk sekedar mengingat akan bangunan bersejarah di mana Loji Gandrung menjadi tempat bersejarah tatkala Jenderal Gatot Subroto mengadakan rapat untuk menyerang Belanda yang membonceng NICA pada tahun 1948-1949. Peristiwa bersejarah tadi diabadikan dalam bentuk patung Jenderal Gatot Subroto yang berada di halaman depan Loji Gandrung. Bahkan sebelumnya, Loji Gandrung pernah digunakan sebagai markas Militer Brigade V Slamet Riyadi.
Selanjutnya berbicara mengenai Loji Gandrung sendiri dimana bangunan ini berdiri di pinggir Jalan Slamet Riyadi, dahulu milik seorang pengusaha perkebunan asal Belanda bernama Johanes Agustinus Dezentje ( 1797 - 1839 ) yang beristrikan kerabat Raja yaitu Raden Ayu Tjokrokoesoemo. Saat ini Loji Gandrung telah difungsikan sebagai kediaman Walikota Solo sejak periode Orde Baru. Sudah 12 Walikota pernah tinggal di Loji Gandrung. Selain menjadi tempat tinggal Walikota, Loji Gandrung juga berfungsi sebagai tempat penerimaan tamu-tamu penting.Ketika banjir besar melanda Kota Solo di penghujung tahun 2007 lalu Loji Gandrung juga menjadi Posko Banjir.
Dalam bangunan Loji Gandrung terdapat satu ruangan khusus bernama ruang Soekarno. Dinamai demikian karena presiden pertama Indonesia menginap di Loji Gandrung selama berkunjung ke Solo. Menurut Budayawan Solo, Sudarmono SU sebagaimana dikutip oleh Joglosemar, mengutarakan bahwa nama Loji Gandrung sering mengalami perubahan dari masa ke masa. Nama Loji Gandrung sendiri merupakan nama pemberian Presiden Soekarno.
Sedangkan menurut Kepala Bidang Pelaksanaan Promosi dan Kerjasama Dinas Pariwisata Solo, Mufti Rahardjo sebagaimana dilansir Joglosemar, nama Loji Gandrung diambil dari kata " Loji " yang berarti sebutan untuk rumah besar dan " Gandrung " sebutan orang Jawa untuk sebuah pesta dansa atau acara ramah tamah. Loji Gandrung sendiri juga merupakan tempat dimana Sunan Pakubuwono X berperilaku mewakili dua budaya yang berbeda. Ketika berada di dalam Keraton, Sunan Pakubuwono X mewakili interpretasi budaya timur yang kental akan nuansa kerajaan Jawa, sedangkan bila ada di Loji Gandrung, beliau melakukan apa yang dilakukan orang-orang Barat kebanyakan seperti berpesta dansa.
Yang unik dari Loji Gandrung sendiri adalah keberadaan bejgebouw, sejenis paviliun yang berada di sisi kanan dan kiri Loji Gandrung. Setiap sisi mempunyai fungsi berbeda. Bejgebouw sebelah barat berfungsi sebagai tempat mengurus masalah pemerintahan sedangkan yang sebelah timur berfungsi untuk ruang keluarga. Loji Gandrung sendiri mempunyai pengaruh wibawa yang begitu melekat bagi warga Solo baik yang masih tetap tinggal di Solo atau yang merantau keluar Solo.
Nah...bila Presiden Soekarno sebagai kepala negara pernah menginap di Loji Gandrung, boleh jadi di Lebaran tahun ini warga Solo bisa datang bersilaturahmi dengan Walikota beserta jajarannya.Tradisi menjamu warga Solo oleh Walikota yang biasa mengadakan open house di hari lebaran nanti, dipastikan Loji Gandrung membuka pintu bagi warga Solo untuk berlebaran dengan Bapak Walikota. Barangkali di antara sahabat sehat bersama reiki yang kebetulan nanti mudik ke Solo bisa memanfaatkan momen ini dan berkunjung ke Loji Gandrung. Ya...nama Loji Gandrung akan selalu melekat di hati warga Solo. Siapa tahu Anda semua bisa melangkahkan kaki menuju Loji Gandrung.
Sumber Foto : Google Images
Waaah sambil mengenang masa kecil ya mbak? Btw, katanya loji itu sebetulnya dari boso londo yo mbak?
Wah namanya bagus banget ya, lojinya juga resik dan asri.Kalau punya rumah begitu pasti asyik banget ya nduk
Makasih infonya.
Salam dari Pakde di Surabaya