Paparan seputar diabetus melitus di Radio El-Shinta saat makan saur kemaren pagi, sehat dengan reiki memperoleh data bahwa Indonesia menjadi negara nomer empat terbanyak untuk katagori jumlah penderita diabetes melitus, yaitu sebesar 8,4 juta jiwa. Data dari World Health Organization tahun 2004 sebagaimana dikeluarkan oleh Persatuan Diabetes Indonesia ( Persadia ) memperkirakan tahun 2030 jumlah tadi akan meningkat menjadi 21,3 jiwa. Sungguh berita yang membuat kita prihatin perihal penderita diabetes yang semakin meningkat jumlahnya.
Diabetes melitus sendiri berasal dari kata "diabere" yang artinya tabung untuk mengalirkan cairan dari satu tempat ke tempat lain. Dahulu dianggap tubuh manusia dihancurkan dari dalam dan hasil penghancuran ini dikeluarkan melalui air seni. Sedangkan "melitus" artinya madu. Maka diabetes melitus atau kerap disapa DM bisa juga disebut penyakit kencing manis atau penyakit gula. Penyakit ini oleh kalangan medis disebut sebagai gejala atau kelainan yang ditandai dengan adanya kenaikan kadar glukosa darah yang menahun (kronis).
Resiko dari diabetes menurut Persadi dibagi menjadi dua jenis, yaitu resiko yang tidak dapat diubah, dapat diperbaiki dan yang terkait dengan risiko diabetes itu sendiri. Untuk faktor pertama mencakup ras, etnik, riwayat keluarga dengan diabetes, usia diatas 45 tahun. Lain dari pada itu orang yang mempunyai riwayat melahirkan bayi dengan berat badan lahir lebih dari empat kilogram, rentan terhadap diabetes.
Kebalikannya risiko ini juga bisa dialami oleh orang yang memiliki riwayat diabetes melitus gestasional dan riwayat berat badan rendah saat lahir kurang dari 2.5 kilogram. Ini adalah gejala diabetes belitus yang terjadi saat hamil. Sementara risiko yang dapat diperbaiki meliputi orang yang mengalami obesitas dengan indeks massa tubuh lebih dari 23 kg/m kwadrat, kurangnya aktivitas fisik dan hipertensi dengan tekanan darah lebih dari 140/90 mm Hg. Diet tinggi gula rendah serat turut pula menyumbang risiko terkena diabetes melitus.
Para ahli kedokteran juga membahas perihal gejala umum dari diabetes yang sering disebut sebagai "the silent killer" dan berdampak kronis, tanpa disadari oleh orang yang bersangkutan. Di antara gejala itu tadi adalah sering berkemih di malam hari, merasa haus berlebihan, mudah lapar dan penurunan berat badan yang tidak jelas sebabnya. Keluhan lain berupa badan lemas, kesemutan, gatal, penglihatan kabur dan infeksi luka yang tak kunjung sembuh sebaiknya menjadi perhatian setiap orang.
Saran para ahli kedokteran bila kita memiliki keluhan ini sebaiknya segera memeriksakan kadar gula darah. Upaya preventif dapat dilakukan dengan cermat termasuk memperhatikan pola makan yaitu mengurangi makanan yang mengandung kadar lemak jenuh tinggi. Cara lain adalah untuk mendukung gaya hidup sehat ala reiki adalah rajin berolah raga rutin jalan kaki pagi saja. Olahraga ini cukup 1 jam dilakukan dengan jarak tempuh 4-5 km.
Cara lain adakah? Ada...dalam bulan puasa yang penuh berkah dan ampunan ini tidak ada salahnya penderita diabetesi bisa tetap menjalankan ibadah wajib ini dan mengkonsumsi suplemen khusus diabetes. Semoga dengan berpuasa kadar gula darah penderita diabetesi di kemudian hari bisa tetap dikendalikan dengan baik ke arah normal. Kalau itu yang terjadi...bersyukurlah kita bahwa anjuran puasa bagi orang beriman bukan untuk menyengsarakan umat pemeluk agama itu saja, namun jauh dari itu adalah meraih derajad kesehatan sebagaimana disabdakan dari hadist Rassul yang berbunyi, "Berpuasalah kamu agar kamu sehat".
Perintah puasa disamping meningkatkan ketaqwaan dari hamba kepada Sang Khalik pada dasarnya ada hikmah dibalik puasa. Allah maha tahu terhadap kelebihan dan kekurangan makhluk yang diciptakan-Nya, sehingga setiap perintah dan larangan Allah harus kita anggap sebagai bentuk kepedulian dan kasih sayang Allah kepada hamba-Nya. Dengan berpuasa semoga kita menjadi manusia sehat jasmani dan rohani dan Insya Allah di tahun depan kita dipertemukan kembali dalam bulan Ramadhan.
info yang bagus..yhx
ternyata....
terimakasih infone mba