Dalam bulan suci Ramadhan yang penuh berkah ampunan dari Tuhan kepada manusia, kita dianjurkan memohon ampun sebanyak-banyaknya atas dosa dan salah kita. Kita berusaha meninggalkan apa yang menjadi larangan-Nya, mematuhi apa yang menjadi perintah-Nya dan berbuat kebajikan kepada sesama dalam hidup ini. Nah apa sebenarnya manfaat berbuat kebajikan selain pahala?
Pernyataan ini sangat relevan disaat kita, sehat berkat puasa dan sahabat lainnya tengah menjalankan ibadah puasa sebagai perintah wajib yang tidak boleh diwakilkan kepada siapa pun dan harus dijalankan diri sendiri dengan penuh ketakwaan sebagai ujud penghambaan diri kepada Sang Khalik. Dalam kata-kata hikmah sering kita temukan ungkapan " Kebajikan itu sebajikan namanya, keramahan seramah wujudnya."
Orang yang pertama kali dapat merasakan manfaat dari kebaikan itu adalah orang yang melakukannya sendiri tanpa campur tangan orang lain. Diri sendirilah yang bertindak melakukan amal kebaikan. Kita akan merasakan buahnya seketika itu juga dalam jiwa, akhlak dan nurani sehingga kita pun selalu lapang dada, tenang, tenteram dan damai.
Semua orang hidup mempunyai problem yang bilamana tidak mampu kita pecahkan akan diliputi kegundahan dan kesedihan. Untuk mengurai masalah kesedihan ini sepatutnyalah kita berbuat baik kepada sesama manusia lebih dulu sekalipun sedang ada masalah. Niscaya dengan berbuat baik kesedihan akan berkurang dan akan mendapatkan ketentraman dan kedamaian.
Ajaran agama mengajak umatnya untuk gemar bersedekah. Sedekahilah orang papa yang tidak punya keluarga, tolonglah orang yang terzhalimi, ringankanlah beban orang tengah menderita dengan penghiburan dan bantuan moril serta materiil, berikan makan orang yang tengah kelaparan, jenguklah orang yang tengah sakit ringan atau keras, niscaya anda akan bahagia ketika dapat berbagi dengan sesama ini. Perbuatan baik itu tadi laksana wewangian yang tidak saja mendatangkan manfaat bagi pemakainya, tetapi juga orang-orang yang berada di sekitarnya.
Menurut riwayat dikisahkan ada seorang pelacur yang memberikan seteguk air kepada seekor anjing yang tengah kehausan dapat membuahkan surga yang luas. Ini menunjukkan bahwa Allah Maha Pemaaf. Bagi orang yang ketika hidupnya penuh dengan dosa dan maksiat akan diampuni dosanya manakala dia bertobat dan tidak akan mengulangi lagi perbuatannya itu. Apalagi dia gemar menolong kepada mahkluk lain selain manusia dengan tujuan mendapat ridho Allah semata.
Yang bisa mendatangkan ampunan Allah lainnya lagi adalah gemar bersedekah. Sedekah bisa mendatangkan ampunan Allah, menghapus dosa dan menutup kesalahan juga keburukan. Sedekah bisa mendatangkan ridha Allah sekaligus mendatangkan kasih sayang dan bantuan Allah dalam bentuk penyembuhan penyakit.
Beberapa penelitian menyatakan sifat sosial banyak pengaruhnya terhadap kesehatan seseorang. Tengok saja kegiatan relawan yang mendampingi korban bencana alam misalnya. Para relawan ini merasakan gairah eforia yang diikuti rasa tenang dan bahagia setelah melakukan bakti sosial. Perasaan tadi bisa disebut " Helper's High " yang melibatkan sensasi kuat yang mengindikasikan adanya penurunan tingkat stress dan menghilangkan rasa sakit alamiah dalam tubuh yang disebut zat endorphin.
Dalam artikel di www.mindpower.news.com tentang Karma of The Brain dalam buku Why Good Things Happen to Good People, DR Stephen Post memaparkan beberapa penelitian ilmiah tentang kebiasaan memberi dan pengaruhnya terhadap kesehatan dan umur panjang. Menurut analisa Post terbukti bahwa kita memiliki kebutuhan untuk memberi. Kebutuhan ini merupakan vitamin bagi jiwa. Masih menurut Post kebiasaan memberi dapat melindungi kesehatan secara menyeluruh dua kali lipat lebih baik daripada aspirin yang melindungi tubuh dari serangan jantung.
Setuju mbak Arum, memberi... membuat jiwa menjadi lebih lapang.
bagosss sekali postingan ini. sayah setuju dng semua fatwahnya ;)