ON LINE

Followers

MALAM HARI DI PASAR KABANGAN SOLO

Diposting oleh BLOG SEHAT ALAMI Minggu, 26 Juli 2009




Salah satu Pasar Tradisionil yang sehat dengan reiki datangi di minggu ketiga Juli 09 ini adalah Pasar Kabangan di daerah Solo Barat tepatnya berada di Utara Balai Kampung Laweyan. Sesuai dengan namanya yang agak aneh ditelinga orang luar Solo sebenarnya pasar ini telah ada sejak zaman penjajahan Belanda dulu. Lokasi tepatnya pasar ini ada di Kelurahan Sondakan berada di sudut persimpangan antara Jalan Perintis Kemerdekaan dengan Jalan Dr. Rajiman.

Menurut ceritera dari warga Kampung Klaseman Laweyan yang sudah sepuh, pasar ini telah ada sejak zaman penjajahan Belanda. Sewaktu pemerintahan Paku Buwono IX pasar ini disebut Pasar Laweyan. Disebut demikian karena pasar ini berada di utara Kampung Laweyan yang lebih dikenal dengan Kampung Batik Laweyan saat ini. Letak persisnya berhadapan dengan Balai Kelurahan Laweyan sebelum kepindahan dari Kantor Kelurahan Laweyan lama di Jalan Sidoluhur.

Sebelum menjadi kantor Kelurahan Laweyan sekarang ini, lokasi Balai Kelurahan ini dahulu adalah tempat pemakaman umum Kampung Lor Pasar Laweyan dan makam ini lalu dipindah sekitar tahun 1963. Pasar Kabangan sendiri sejak berdiri memang menjadi pasar tradisional bagi warga Laweyan, Sondakan, Kabangan, Bumi Laweyan dan warga Kidul Kali Jenes atau warga Talang Banaran..

Dahulu pasar Kabangan ini memiliki luas lahan 3.660 meter persegi dan menyediakan berbagai variasi barang kebutuhan seperti sembako, sayur mayur dan lebih dikenal dengan istilah bumbon pasar. Dengan datangnya pedagang pindahan dari Pasar Kadipolo yang mengkhususkan berdagang plastik dan seng di tahun 1989 maka perubahan perdagangan terjadi. Sejak itu pasar ini menjadi sepi dari aktivitas jual beli sembako dan pedagang pindahan ini pun mulai berusaha dengan membuat barang-barang kebutuhan berbahan dasar plastik dan seng.

Melihat dagangan yang teronggok di pinggir jalan Dr. Rajiman ingatan sehat berkat reiki pun berputar mundur ke waktu menjelang peristiwa G-30-S di tahun 1965. Waktu itu keramaian pasar ini hampir terjadi setiap hari. Transaksi jual beli sembako pun ramai. Keramaian pasar tidak mengenal hari pasaran. Kendaraan becak, dokar dan sepeda memenuhi ruang parkir di sisi selatan pasar di ruas jalan Dr. Rajiman. Bahkan pedagang makanan dan minuman pun selalu menjajakan makanan siap saji bagi keperluan pengunjung pasar. Tengok saja Makanan Bakmi Pak Mangun yang cukup terkenal di era tahun 60. Beliau kini telah tiada dan bekas warungnya pun telah berganti menjadi warung kelontong.

Saat ini pedagang Pasar Kabangan telah menjadi Pasar Gembreng. Kenapa berubah menjadi gembreng? Sebab, mayoritas pedagang rata-rata berjualan barang keperluan rumah tangga selain sembako yaitu kompor minyak, dandang besar, kubah mesjid, wajan, jerigen dan pernak pernik kebutuhan rumah seperti tong sampah. Pasar Kabangan juga menyediakan barang-barang bahan bekas misal ember plastik, pot bunga dari ban bekas.

Selain kios jualan dipenuhi barang dari seng pedagang di sini juga menerima pesanan pembuatan barang-barang yang terbuat dari seng atau aluminium. Karena riuh rendahnya suara palu beradu bersautan-sautan di hampir setiap kios maka dentuman tong bekas yang dipukul bertalu-talu menjadikan pasar ini lebih dikenal dengan pasar Gembreng. Memang wong Solo pintar menggunakan istilah. Dari Pasar Kabangan menjadi Pasar Gembreng.

Jumat malam 24 Juli 09 kemaren sehat bersama reiki dan teman-teman sekampung dulu mampir ke Pasar Gembreng bukan untuk mendengarkan pukulan tong bertalu-talu melainkan ingin bernostalgia dengan menikmati kafe angkringan hik. Sambil kaki selonjor mereguk wedang jahe kami ingin menikmati sepenggal malam hari di Solo bukan untuk bicara Bom Kuningan melainkan bicara ke masa lalu saat Pasar Kabangan masih berjualan bumbon dapur di tahun 1963.

Lamat-lamat suara radio milik Mas Penjual Hik terdengar Irama Klasik Gending Jawa Klenengan. Solo memang identik dengan Keroncong dan Klenengan dan di Pasar Kabangan inilah sehat berkat reiki telah menemukan jawaban. Jawaban yang tidak ada di Jakarta dan hanya ke Solo saja jawaban ini didapat. Mari ikut saya sambil bersantai gaya khas wong Solo. Malam itu makanan hik terasa sedap untuk dinikmati. Pria dan wanita pelanggan makanan hik ini tidak canggung linggih lincak atau berselonjor di tikar di emperan toko sambil makan sego kucing.

Anda ingin ke Solo...jangan lupa ya mencoba cafe selonjor dan hirup wedang jahe agar badan menjadi hangat pengusir masuk angin di malam hari sambil mendengarkan klenengan musik tradisional Jawa.

Sumber gambar : www.tentangsolo.wordpress.com/www.kampunglaweyan.com




5 komentar

  1. genial Says:
  2. pertamaxxx...
    informasinya sangat menambah wawasan saiia nih kang tentang solo dan sekitarnya, maklum org saiia gag pernah keluar kamar :p

    hatur tengkyu nyaa... :thumbsup:

     
  3. Sekar Lawu Says:
  4. saya punya kenangan buruk dengan pasar kabangan ini, suatu hari saya diajak budhe Marsam belanja ke pasar kabangan. Dibelakang pasar ada 2 ekor angsa (banyak) yang tiba2 bereaksi lebai dengan mengejar saya ( mau nyosor)...tentu saja saya kitring melarikan diri dikejar dua ekor angsa nggak sopan itu, saya sambil nngsi bengok2 ( usia saya sekitar 10 tahun), dibelakang angsa, budhe marsam ikutan mengejar...Jadi saya dikejar angsa, angsanya dikejar budhe, ya wis mubeng2an keliling pasar dan baru berhenti setelah kita semua kecapekan, abik saya, angsa mapupun budhe marsam. Habis itu saya ganti ewnergi dengan minum es dawet sampai 3 mangkok...

     
  5. Nadja Tirta Says:
  6. Wah asik juga ya ngehik di kota solo..

     
  7. rizky2009 Says:
  8. aq pernag maen k solo, aq hmpir ilang cz g tau jln heee...hee folow me back n coment

     
  9. rizky2009 Says:
  10. tkeranlink yuk

     

Posting Komentar

SOFTWARE PSR.

ARUMSEKAR ON FACE BOOK.

REIKI LIKE

KOTA DAN NEGARA

STATISTIK ALEXA

About Me

Foto saya
Saya adalah manusia biasa seperti Anda juga yang sama-sama mengarungi hidup ini dengan menjalin tali persahabatan.Masih ingin belajar untuk meningkatkan pengetahuan khususnya bidang kesehatan alami. Karena itu saya tertarik belajar REIKI dan dengan REIKI pula saya belajar menyembuhkan diri sendiri dari gangguan penyakit. Namun demikian saya juga berteman dengan kalangan medis yang berprofesi dokter, perawat sekaligus sebagai Praktisi Reiki. Dengan merekalah saya belajar untuk menjadi manusia sehat baik jasmani dan rukhani. Senang melakukan perjalanan dinas karena tuntutan pekerjaan.

Blog Archive

ARUM ON BLOG SPOT COM.