Menanamkan budaya mencintai lingkungan serta memanfaatkan sampah menjadi barang bermanfaat dapat dilakukan sejak dini dengan melibatkan siswa sekolah lanjutan tingkat pertama di Bengkulu. Setidaknya ini yang dapat sehat dengan reiki lihat di Sabtu pagi kemaren ketika melihat beberapa siswa sekolah lanjutan tadi sedang sibuk mengumpulkan sampah di halaman belakang sekolahnya.
Akhir-akhir ini kebutuhan petani terhadap pupuk kompos khususnya di kota Bengkulu semakin meningkat. Seiring dengan meningkatnya kesadaran petani untuk menggunakan pupuk alami dan semakin naiknya harga pupuk kimia. Namun permasalahannya produksi pupuk kompos di kota Bengkulu terbilang masih sangat minim.
Kebutuhan pupuk kompos petani masih dipasok dari daerah-daerah lain seperti Rejang Lebong dan Bengkulu Utara. Dilatari dari terbatasnya produksi pupuk kompos serta untuk menanamkan budaya mencintai lingkungan serta pemanfaatan sampah sejak dini, maka SMP Negeri 11 Kota Bengkulu mulai tahun 2008 lalu mulai memproduksi pupuk kompos dengan melibatkan para siswanya.
Untuk memproduksi pupuk kompos diperlukan sampah-sampah organik seperti dedaunan yang selama ini sulit diolah. Untuk memisahkan sampah organik dan non organik, pihak sekolah telah menyediakan 2 kotak sampah besar di setiap kelas. Sampah an organik sebagian didaur ulang sebagian lagi dibakar.
Sampah organik ditempatkan di sebuah bak besar lalu disemprotkan cairan yang mengandung bakteri E-M-4 dan keadaan ini dibiarkan selama sebulan hingga 3 bulan. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal setiap seminggu sekali sampah yang telah membusuk disemprotkan lagi cairan yang mengandung bakteri E-M-4.
Melihat kreatifnya siswa-siswa sekolah ini mendaur ulang sampah dedaunan yang berserakan di halaman sekolah, tiba saatnya pula contoh positif ini ditiru juga oleh sekolah-sekolah lain yang ada di tanah air agar kelangkaan pupuk petani dapat sementara diatasi oleh tersedianya pupuk kompos buatan siswa-siswa sekolah.
Nah sudahkah Anda paham cara mendaur ulang sampah di sekitar Anda dan membuatnya bermanfaat? Ataukah Anda melihat sampah adalah sesuatu yang menjijikkan dan perlu dijauhi, padahal kita sadar bahwa membuang sampah sembarangan ke sungai akan menimbulkan bencana banjir? Coba kita renungkan bersama ya? Dari Bengkulu sehat dengan reiki menulis untuk sekolah internet.
Mantabs deh infonya....
Semoga hal tersebut bisa menjadi inspirasi, tidak hanya bagi sekolah2 saja, tetapi bagi semua masyarakat yang peduli dengan lingkunganya.
wah keren nih, biar dari hal yang bekas bisa menjadikan hasil yang bermanfaat yah, salam kenal.....dari ciamis
Inilah sisi positip dari sekolah smp ini yang selalu berusaha melakukan inovasi agar murid-muridnya mempunyai skil sebagai bekal nanti bila sudah lulus, bisa menjadi murid yang mandiri. Ini lebih bermanfaat dari pada murid-murid melakukan tawuran antar sekolah. Hidup SMP 11 Bengkulu.
Inilah sisi positip dari sekolah smp ini yang selalu berusaha melakukan inovasi agar murid-muridnya mempunyai skil sebagai bekal nanti bila sudah lulus, bisa menjadi murid yang mandiri. Ini lebih bermanfaat dari pada murid-murid melakukan tawuran antar sekolah. Hidup SMP 11 Bengkulu.
begitu saya pindah ke Canada, saya selalu memilah sampah...bahkan potongan2 rumput saya masukkan ke kompos container....
besok saya posting ttg kompos saya yah....
salam kenal juga
aku di kebon susuh bikin biopori mbak, suami bikin kompos....apik to?
Balik maring alam maneh....
Memang kegiatan ekstra kurikuler sekolah seperti praktek membuat pupuk kompos perlu ditiru oleh sekolah lain. Berkebun sebagai hobi juga bisa sejenak menghilangkan kejenuhan rutinitas kerja sehari-hari. Dengan merawat tanaman hias, tanaman peneduh depan rumah bisa menjadikan kita arif dalam bergaul dengan alam. Saya sudah mempraktekkan dan mempunyai sisi positif dari hijaunya daun-daun tumbuhan untuk kesehatan mata. Trima kasih rekan-rekan yang sudah berkunjung dan berkomentar.