Pagi ini ketika sedang enak-enaknya menyalurkan Reiki ke dalam tubuh sehat dengan reiki, terdengar pintu regol diketuk. Ternyata Si Mas Pencatat Meteran Listrik datang menenteng kamera digital. Setelah memotret meteran listrik dengan kameranya, Si Mas ini datang mendekat dan sambil berbisik-bisik merogoh kantung jaketnya.
Melihat gelagat tidak biasanya saya langsung berpikir ada apa dengan si Mas PLN ini? Apa mau memberi amplop berisi uang atau sesuatu yang dirahasiakan kok pakai bisik-bisik segala. Mbok yooo...terus terang pakai bisik-bisik segala di pagi Jumat yang cerah ini, bhatin saya setengah mendesak agar berterus terang dalam mengungkapkan keinginannya.
Sambil tengok kanan tengok kiri terlihat jalanan depan rumah sehat reiki tidak ada manusia yang lewat, si Mas Ganjen lalu menyodorkan sesuatu...yang ternyata alamak....sebuah poster bergambar cantik sekali terpampang wajah caleg daerah pemilihan wilayah kecamatan Ciledug. "Saya mohon maaf tolong gambar adik saya di poster ini nanti direstui sebagai Caleg," katanya sambil menyerahkan poster mungil ini ke tanganku.
Melihat gambar posternya yang aduhai hati saya terkesiap. Lalu saya tanyakan wajah dalam stiker ini siapa? "Ini adik saya yang nomer 2 dan saat ini mengajar di SMA dan tertarik mengadu nasib sebagai Caleg nomer urut 1, mohon doa restunya agar berhasil lolos dalam pemilihan caleg April 2009 nanti," katanya setengah menghiba agar pada saat hari coblosan April nanti sehat dengan reiki beserta keluarga mencontreng gambar adiknya ini.
Insya Allah jawab saya singkat sedikit menghibur si Mas PLN ini. Jadi dalam kurun 1/2 tahun ini saja saya sudah dimintai doa restu dari peserta pemilu yang nantinya maju menjadi caleg entah untuk daerah pilihan propinsi, kotamadya/kabupaten/kecamatan yang sekarang ini saja gambarnya sudah terpampang di semua tempat, mulai dari jalanan, pertokoan, lapangan, taman kota, gerbong kereta api dan bergelantungan di pohon layaknya pohon ini sedang berbuah tetapi pohon berbuah poster gambar caleg.
Doa restu para calon legislatif ini sekarang ini semakin banyak saja saya saksikan di jalanan. Coba perhatikan isi sebuah poster yang meyakinkan isinya yaitu kelak akan mengabdi sepenuhnya kepada rakyat, berusaha mengentaskan kemiskinan wong cilik, uang SPP bebas bayarnya dan menurunkan harga sembako. Komunikasi 1 arah dari komunikator kepada khalayak publik yang lalu lalang di jalan pun cukup dilakukan lewat poster dan spanduk ini.
Mohon doa restu itulah permohonan yang sering ditulis dalam poster dan spanduk ini. Itulah komunikasi tulisan yang menghimbau dan sedikit memaksa agar kita hiba dan trenyuh menjatuhkan contrengan ke namanya. Jadi saat ini boleh jadi saya, anda semua penikmat blog ini sudah jadi orang tua yang sebenarnya yang diminta restunya menjelang pemilihan caleg nanti.
Umumnya minta doa restu dilakukan oleh kaum muda kepada yang lebih tua dalam tingkatan sosial mana pun. Namun untuk pemilu legislatif ini kok terbalik ya? Caleg yang sudah tua wajahnya di poster kok minta doa restu pencalonannya kepada yang muda, entah kepada anak kandungnya sendiri, keponakan, tetangga kanan kiri bahkan kepada murid anak didiknya sebagaimana Si Mas PLN ini memperkenalkan adiknya maju dalam poemilu legislatif nanti.
Tentu saja isi redaksi dalam poster yang dipasang di ruang publik pesannya ditujukan ke semua orang yang lewat. Ini berarti komunikannya kita-kita juga yang sering menatap, melihat, memperhatikan sejenak baik ketika sedang berkendara, berjalan bahkan sedang menonton televisi atau pun mendengarkan siaran radio di rumah.
Pertanyaan sehat dengan reiki kepada Si Mas PLN selanjutnya, "Seandainya caleg adik sampeyan menang memperoleh suara terbanyak dan kelak duduk di lembaga legislatif apakah nanti juga akan memperjuangkan pembebasan SPP kepada anak didiknya?" Semoga ya...tapi sejatinya profesi guru adalah mulia, mendidik, mengayomi dan mencerdaskan pola pikir murid dari tidak tahu menjadi tahu, dari bodoh menjadi pandai, dari terbelakang menjadi maju dan....masih banyak lagi dan-dan lainnya.
Sahabatku semua kira-kira Anda mau pilih menjadi apa? Menjadi guru atau caleg?
bingung juga kali !!! doa restu sich mudah tp besok jdi anggota legislatif trus lupa ma rakyat kecil, mending ak seperti sekarang z dl dari pd pusing2 mikirin pemilu !!
Masih ada weaktu 2 bulan untuk berpikir menjatuhkan pilihan. Pilahlah wakil rakyat yang merakyat yang bisa mengayomi/melindungi dan mewujudkan secara nyata apa yang telah diprogamkan dalam sales leter brosur kampanyenya.
Kaluk bpleh milih, saya pilih jadi ibu rumah tangga biasa ajah. Momong wong sakomah sajah sudah ribet, kok momong wong sak negara...bisa kepyuh nanti...qiqiqi....
Salam kenal balik ya Mbak....kaluk tindak solo, pinarak dalemBadran. Blognya manis, sudah saya link lho...
Matur nuwun Mbak Sekar, salam ugi saking kulo lare Solo.Badran kan cedak sanget saking griyo kulo ing Klaseman Laweyan. Salam ugi...inggih?
Wah Mbak, panggil saya Ayik saja deh...itu nama asli saya...
Weh, Badran saya ini Badran asri, lokasinya di karanganyar, dikaki gunung lawu...itulah makanya kenapa nama blog saya adalah sekarlawu...Begitcuuu...
wah dimintain restu ma caleg? hehehe untung saya telat ndaftar pemilu...jadi th ini saya ga bakalan milih (ilang juga hak misuh2 ke anggota dewan)
salam kenal diajeng
Kalo aku di suruh milih, aku akan memilih sebagai Caleg yang bisa menjadi guru,
sebutan seorang guru tidak hanya yang berada di sekolah untuk mendidik murid2nya, semua orang pada dasarnya mempunyai sesuatu yang bermanfaat yang bisa di ajarkan kepada orang lain.
Begitu juga dengan caleg yang baik, pasti bisa mengajarkan dan memberikan sesuatu yang bermanfaat untuk rakyat yang diwakilinya.
*just sharing*