Perjalanan hidup kita selama ini tentu tidak akan lepas dari perasaan negatif dan positif dalam segala hal. Akan tetapi jauh menjadi lebih baik apabila segala prasangka jelek dari pikiran negatif kita buang jauh-jauh dan mengalihkannya menjadi pikiran positif agar hidup tidak menjadi beban tanpa berkesudahan. John Demartini sebagaimana ditulis oleh Psikolog Amelia Hirawan di Mind, Body and Soul Intisari, mengatakan bahwa rasa cinta serta rasa syukur akan melarutkan semua perasaan negatif dalam hidup.
Jika rasa cinta dan perasaan syukur telah ada dalam diri ini, maka alangkah indahnya bila setiap jengkal langkah kita akan menuju langkah positif dalam hidup ini. Karena itu lah dalam praktek transfer energi reiki di kelas saat bakti sosial reiki untuk penyembuhan, moderator seminar akan membimbing peserta meditasi agar menghilangkan perasaan dendam, dengki, hasut, iri hati, culas, mau menang sendiri dan segudang perasaan negatif dalam diri untuk dibuang jauh-jauh seiring membuang napas.
Sedangkan di saat menarik napas panjang, membayangkan energi positif warna putih bersih masuk tubuh lewat chakra mahkota dan membersihkan bagian per bagian tubuh mulai dari kepala hingga kedua telapak kaki, lalu energi kotor dari pikiran dan perasaan negatif tadi dibuang keluar masuk bumi tanpa mengganggu kehidupan mahkluk lain. Demikian berulang-ulang seiring tarik dan buang napas panjang, memvisualkan diri ini sebagai sebuah kolam ikan yang airnya kotor lalu dibuang keluar dan menggantinya dengan air bersih lewat pancuran air yang terus menerus mengucur masuk kolam.
Jika perasaan membuang pikiran dan perasaan negatif ini dihayati dengan santai, tenang, tidak konsentrasi dan pasrah seutuhnya, maka banyak peserta meditasi transfer energi akan larut dalam kesedihan bahkan tidak sedikit yang meneteskan air mata. Out put dari kondisi ini, maka perasaan yang mengganjal dalam diri ini akan hilang dan digantikan dengan perasaan lega dalam dada. Terkadang ada peserta yang berteriak histeris tanpa sadar saat akhir transfer energi reiki akan diakhiri dalam ruang kelas.
Kenapa dalam transfer energi tadi terjadi hal demikian? Sebab di saat melakukan meditasi menerima transfer energi reiki, peranan pikiran masing-masing peserta digiring untuk masuk ke area sugestif. Dapat digambarkan secara umum....masih menurut Amelia Hirawan, menyatakan secara umum pikiran manusia terbagi menjadi dua bagian, yaitu sadar ( conscious ) dan tidak sadar ( unconscious ). Di antara pikiran sadar dan pikiran tidak sadar, terdapat bagian otak yang disebut area kritis.
Area kritis inilah yang merupakan area sugestif masing-masing peserta untuk diberi sugesti positif agar mau menghilangkan rasa dendam berkepanjangan, iri hati, culas, mau menang sendiri, was-was, trauma negatif dan sebagainya dengan kalimat affirmasi positif yang diucapkan pelan-pelan sehingga masuk ke dalam alam bawah sadarnya. Saat area sugestif diberi affirmasi positif, maka gelombang otak manusia pada umumnya berada pada kisaran 8 - 12 Hz masuk gelombang otak alfa.
Pada kondisi gelombang otak alfa maka kondisi energi gelombang otak lebih besar. Sebab itu lah semua informasi yang ditanamkan ke dalam alam bawah sadarnya akan lebih efektif seperti halnya saat menanamkan informasi lewat hipnosis. Selain itu emosi yang intens juga merupakan cara ampuh untuk menanamkan informasi pada area kritis ini. Contohnya, orang yang sedang frustasi, jika ia terus menerus larut dalam kesedihan, ikut larut memikirkan kesedihan orang lain misalnya...saat menonton sinetron yang mengumbar kesedihan, bukan tidak mungkin ia akan terjebak dalam lingkaran emosi frustasi tanpa ending.
Agar keluar dari masalah ini, seseorang harus berusaha lepas dari kondisi ini dan mengalihkannya kedalam kondisi yang lebih baik, berpikiran positif dan menyadari bahwa inilah ujian dalam hidup dan semua orang, suka atau tidak suka pasti pernah mengalami termasuk psikolog atau penulis blog ini. Karena itulah jika kita menyadari bahwa perasaan negatif yang terus menerus muncul akan mengakibatkan perilaku dan kondisi negatif pula. Sebaliknya dengan perasaan positif maka perilaku positif pula yang akan didapat. Karena itulah sebenarnya energi mengikuti pikiran. Dengan kata lain pikiran seseorang sejalan dengan perasaan yang sedang dia rasakan.
Setiap kejadian dalam hidup ini, bila disertai dengan intensitas emosi yang tinggi, baik emosi positif maupun negatif, akan sangat membekas pada pikiran bawah sadar. Dengan intensitas emosi tinggi, mari kita raih ketenangan dan kebahagiaan dengan berfokus pada satu emosi positif saja. Dalam praktek jika kita sedang berselisih beda pendapat dengan orang lain, sifat memaafkan ( forgiveness ) sangat diyakini menghasilkan energi positif tinggi.
Level energi yang lebih tinggi adalah understanding alias pengertian dalam segala hal yang terjadi dalam hidup ini. Emosi yang menghadirkan rasa hormat ( reverence ) akan menghasilkan energi positif yang lebih tinggi. Ketiga emosi mulai dari forgiveness, understanding lalu reverence menjadi rasa sukur dan pasrah menerima apa adanya dalam hidup ini sehingga membuat seorang mempunyai level energi yang sangat tinggi.
Boleh jadi level energi tinggi merupakan modal untuk membuat kita lebih peka terhadap aspek lain dalam kehidupan. Jika sudah demikian halnya, mudah-mudahan kita jauh lebih mudah mencapai keseimbangan hidup dan kesehatan yang menyeluruh atau orang lain sering menyebutnya holistik. Seseorang bisa lebih merasa sehat jika mengetahui rahasianya dan tidak semua manusia tahu caranya. Karena sesuatu yang pas atau cocok belum tentu cocok untuk orang lain.
Setiap manusia unik dan bersifat pribadi. Termasuk cara berkomunikasi dengan diri sendiri ( self talk ). Kembali ke masalah sehat, salah satu rahasianya adalah melakukan self healing apakah dengan reiki atau non reiki, lalu dibarengi dengan self talk ( affirmasi ) setiap kali melatih meditasi atau reiki agar alam bawah sadar kita merespon kalimat positif bahwa hidup akan lebih nikmat jika badan kasar ini juga sehat. Di dalam badan yang sehat terdapat jiwa yang sehat. Jiwa sehat adalah manifestasi pikiran positip dan selalu membuang pikiran negatif dalam angan-angan atau tindakan nyata yang dapat merugikan orang lain.
Sumber tulisan : Mind, Body and Soul Intisari dan Praktek Reiki Pribadi.
0 komentar