Kita adalah apa yang kita pikir dan rasakan. Jika positip maka yang akan muncul adalah pikiran dan perasaan positip, yang akan mengakibatkan perilaku dan kondisi positif pula. Salah satu kunci keberhasilan kita adalah mampu berkomunikasi kepada diri sendiri ( self talk ). Bagaimana caranya melakukan dengan tepat?
Demikianlah Amelia Hirawan seorang psikolog dan praktisi neuro linguistic programing ( NLP ) yang tinggal di Semarang menulis prolog dengan judul Ambil Yang Positif, Buang Pikiran Negatif dalam serial Mind, Body and Soul Intisari yang terbit beberapa tahun lalu, masih relevan dengan kondisi sekarang ini di mana tingkat pikiran yang semrawut akan mempengaruhi susana hati seseorang.
Tentu saja pikiran seseorang sangat erat dengan segala informasi yang masuk ke dalam otaknya. Untuk memahami masuknya informasi kedalam pikiran mungkin sebaiknya kita mencoba untuk mencari tahu, apakah mekanisme yang terjadi di balik setiap tindakan manusia? Berbagai kejadian dalam hidup sehari-hari yang sebetulnya sangat mirip dengan pertunjukan hipnotis, yaitu bagaimana seseorang dapat melakukan tindakan yang tidak masuk akal dapat dijelaskan dengan baik apabila seseorang sudah mengenal istilah psikologi.
Manusia sebagaimana ditulis oleh Rekan Harlianto Inti Reiki, sebenarnya bertindak dengan dilandasi pikiran. Salah satu model psikologi menjelaskan bahwa pikiran manusia terdiri dari bagian utama, yaitu ( 1 ) Pikiran Sadar disebut Conscious Mind dan ( 2 ) Pikiran Bawah Sadar disebut Sub - Conscious Mind. Lalu apa pikiran sadar dan pikiran bawah sadar?
Pikiran sadar merupakan bagian dari pikiran manusia yang bertugas untuk melakukan analisa dan pertimbangan-pertimbangan rasional dan sering disetarakan dengan bagian kiri dari otak manusia ( Left Brain ). Sedangkan pikiran bawah sadar berisikan data base yang mencerminkan diri kita di mana database ini merupakan akumulasi dari berbagai pemahaman, penalaran, pengalaman, bahkan penularan pikiran karena induksi pihak lain, sejak manusia lahir sampai hidup hari ini.
Pikiran bawah sadar seringkali disetarakan dengan bagian kanan otak manusia ( Right Brain ). Oleh karena itu pikiran bawah sadar masuk wilayah yang didominasi oleh rasa dan emosi. Yang paling menarik pikiran bawah sadar cenderung bersifat netral terhadap data dan atau informasi yang masuk ke dalam otaknya.
Netral artinya tidak mengenal baik dan buruk, salah atau benar. Suatu data yang berhasil masuk ke dalam pikiran bawah sadar akan diterima apa adanya dan tidak akan dipilah-pilah mana yang benar mana yang salah. Data ini bersifat permanen sifatnya dan dianggap suatu kebenaran, walaupun mungkin sebenarnya data tersebut relatif salah berdasarkan kaidah umum.
Contoh klasik yang biasa ada di sekitar kehidupan kita sehari-hari misalnya, saat kita kecil sering orangtua mengatakan ( entah bergurau, serius atau setengah serius ) perkataan, " Awas jangan main jauh-jauh dari rumah, nanti kamu diculik hantu sawah". Atau, " Awas jangan memanjat pohon tinggi-tinggi, nanti jatuh, " maka pikiran bawah sadar yang polos milik sang anak akan menangkap energi suara dari perkataan itu apa adanya dan tidak membantahnya apakah perkataan itu benar atau salah.
Sang anak akan selalu menurut bahwa perkataan orang tua pasti benar adanya, maka sejak saat itu di dalam pikiran bawah sadar anak terdapat data yang telah terekam, bahwa hantu itu ada, naik pohon tinggi pasti akan jatuh dan sebagainya. Hal lain yang tak kalah menarik dari pikiran ini, bahwa ternyata porsi pikiran bawah sadar manusia ternyata sangat dominan dalam menentukan tindakan seseorang.
Sebuah buku yang berjudul Peace of Mind dari Sandy Mc Gregor menyatakan bahwa kontribusi Pikiran Sadar hanyalah 12%, sedangkan kontribusi pikiran bawah sadar adalah 88%. Jelas sekali perbedaannya bahwa pikiran rasional tidaklah cukup untuk mewujudkan suatu tindakan. Karena rasional adalah tugas dari pikiran sadar yang hanya berperan sebanyak 12% untuk melakukan tindakan. ( bersambung )
Sumber : Buletin Inti Reiki Nopember 2010 oleh Harlianto. ( diedit )
0 komentar