ON LINE

Followers

RENUNGAN PERAYAAN NYEPI

Diposting oleh BLOG SEHAT ALAMI Sabtu, 04 April 2009

Seminggu lalu sehat dengan reiki bergabung dengan Radio Sonora Jakarta yang malam itu menghimbau kepada warga Jakarta untuk mau sejenak mematikan lampu listrik selama 1 jam saja. Himbauan ini memang simpatik namun apakah ada warga Jakarta dan sekitarnya barang sejenak mau mematikan lampu listriknya, meskipun sebagai pelanggan juga sering dirugikan akibat pemadaman listrik yang akhir-akhir ini sering terjadi di Jakarta.

Memang warga dunia telah melaksanakan progam mematikan lampu selama satu jam atau disebut dengan earth hour yang juga diikuti oleh hampir di sembilan puluh negara. Namun tradisi mematikan lampu sejatinya telah berpuluh-puluh tahun dilakukan oleh saudara kita yang beragama Hindu Bali dengan Perayaan Nyepi untuk menyambut Tahun Baru Saka.

Jika umat di luar Agama Hindu merayakan tahun baru dengan keramaian dan pesta pora semalam suntuk, bermewah-mewahan duniawi di hotel berbintang yang bergemerlap nyala lampu listrik berwarna-warni, di arena publik terbuka, jalanan dan tempat hiburan berkarcis mahal, justru berbeda dengan umat Hindu di Nusantara tercinta ini. Umat Hindu begitu bersahaja merayakan Perayaan Nyepi. Mereka merayakan Nyepi dalam suasana begitu sepi dan terasa khidmat.

Di Bali dikenal dengan istilah Nyepi. Sepi tanpa kegiatan atau disebut amati karya, tanpa menyalakan api atau amati geni, tidak meninggalkan rumah atau amati lelungan dan tanpa hiburan atau amati lelungaan. Hal ini sangat dipegang teguh dan dijalankan dengan sebaik-baiknya oleh umat Hindu di Bali.

Kita lihat suasana Nyepi di Bali seperti kota tak berpenghuni. Hari Nyepi dimanfaatkan Umat Hindu untuk mengevaluasi diri, seberapa jauh pencapaian pendakian rohani dan sudahkah masing-masing manusia menyadari hakikat tujuan kehidupan di atas bumi ini. Umat Hindu Bali tinggal di dalam rumah tanpa kegiatan sama sekali.

Bahkan untuk menghormati Perayaan Nyepi Tahun Baru Saka 1931 Bandara Internasional Ngurah Rai dan Pelabuhan Gilimanuk ditutup sementara selama 24 jam. Selama perayaan nyepi sedikitnya 150 jadwal penerbangan baik domestik maupun internasional dengan tujuan ke dan dari Bali dilarang beraktifitas, baik melakukan penerbangan atau pendaratan. Namun bandara masih dapat digunakan untuk pendaratan darurat jika mengalami emergency landing.

Seluruh umat Hindu yang tersebar di seluruh Indonesia merayakan Hari Raya Nyepi Saka 1931 yang diperingati tangga 26 Maret lalu. Namun sehari sebelum Nyepi umat Hindu di Bali menggelar upacara Agung Panca Bali Krama yang bertujuan untuk menegakkan nilai-nilai kesucian dan menyeimbangkan alam semesta.

Sehat dengan reiki pun tahu bahwa julukan Bali sebagai Pulau Dewata telah dikenal sejak dibangku sekolah dasar di era tahun 1960 dulu. Bali merupakan satu-satunya pulau di dunia yang tetap teguh mempertahankan nilai-nilai suci agama dan tradisi meskipun berada di tengah pengaruh asing sebagai salah satu destinasi pelancongan yang terkenal ke seluruh dunia.

Nyepi yang berasal dari kata sepi berarti menyepi dan merenungi jati diri. Sehari sebelum perayaan Hari Raya Nyepi, umat Hindu di Bali menggelar karya Agung Panca Bali Krama yang diperingati setiap sepuluh tahun sekali.Hakekatnya, upacara ini bermakna menegakkan nilai-nilai kesucian untuk membangun keharmonisan.

Ribuan masyarakat Bali bergabung dengan wisatawan memadati tempat berlangsungnya upacara.Upacara ini juga untuk memaknai Panca Bali Krama atau Tawur. Tawur sendiri adalah kekuatan spiritual yang dilakukan umat Hindu untuk menyeimbangkan antara manusia dan alam semesta.

Selain upacara ini Umat Hindu di Bali juga melaksanakan upacara Mapedada yang dipusatkan di Penataran Agung Besakih. Upacara Mapedada ini bermakna membersihkan serta mensucikan segala hewan.Upacara ini merupakan simbol mengubah sifat buruk menjadi sifat baik serta agar nantinya hewan tersebut menjadi lebih tinggi derajadnya jika terlahir kembali.

Seperti halnya umat Islam, umat Hindu juga saling bersilaturahmi dengan keluarga besar dan tetangga, saling maaf memaafkan satu sama lain atau istilahnya Ksama. "Saya mohon maaf atas salah dan khilaf, izinkan saya Nyoman pamit sementara pulang ke Bali untuk merayakan Perayaan Nyepi tahun 1966 bersama keluarga besar di Gianyar," begitu tulus sahabat sehat dengan reiki di sekolah dasar dulu mengutarakan niat ini.

Sambil menyalami satu persatu mulai dari bapak-ibu guru dan teman-teman sekolah dalam Bahasa Jawa Kromo Inggil, Nyoman pun pamit meninggalkan Solo untuk tetirah ke tanah leluhur Bali. Di sana ada Nyoman-nyoman lain yang juga bersama-sama akan merayakan Nyepi.

4 komentar

  1. bayu nugroho Says:
  2. emang betul deh nyepi is the best...!

     
  3. Suster Gila Says:
  4. Selamat hari nyepi bagi yang merayakan.

     
  5. 3ndur0 Says:
  6. yah kalau disini maksudnya di jawa nyepi tu nggak begitu terasa ya mbak ... paling senengnya diambil tanggal merahnya ama pegawai negeri N anak sekolah, tapi kaya swsta yg kaya aku G ngaruh krn ttp harus kerja.... mungkin kalau di Bali sana memang full berhenti aktifitas...

     
  7. Unknown Says:
  8. benar, tks ulasannya..

     

Posting Komentar

SOFTWARE PSR.

ARUMSEKAR ON FACE BOOK.

REIKI LIKE

KOTA DAN NEGARA

STATISTIK ALEXA

About Me

Foto saya
Saya adalah manusia biasa seperti Anda juga yang sama-sama mengarungi hidup ini dengan menjalin tali persahabatan.Masih ingin belajar untuk meningkatkan pengetahuan khususnya bidang kesehatan alami. Karena itu saya tertarik belajar REIKI dan dengan REIKI pula saya belajar menyembuhkan diri sendiri dari gangguan penyakit. Namun demikian saya juga berteman dengan kalangan medis yang berprofesi dokter, perawat sekaligus sebagai Praktisi Reiki. Dengan merekalah saya belajar untuk menjadi manusia sehat baik jasmani dan rukhani. Senang melakukan perjalanan dinas karena tuntutan pekerjaan.

Blog Archive

ARUM ON BLOG SPOT COM.