Desember 2008 ini saya diundang ke Istana Negara bersama teman-teman sekerja dalam rangka liputan akhir tahun. Tepatnya tanggal 2 Desember 2008 lalu melakukan rekaman bersama Ibu Negara Ani Yudhoyono tentang gerakan penanaman sejuta pohon yang sehari sebelumnya diadakan di Taman Impian Jaya Ancol yang disiarkan secara langsung oleh media televisi tempatku bekerja.
Sudah beberapa kali saya dan teman-teman kerabat kerja mengunjungi Istana Negara untuk kegiatan yang sama. Kali ini melakukan rekaman dengan Ibu Negara sebagai bintang tamu dalam wawancara yang dipandu oleh Abdul Kadir selaku pewawancara. Layaknya sebuah rekaman di studio persiapan rekaman hari itu sudah dipersiapkan sejak pagi hari dengan membawa 1 OB Van Molita generasi terakhir mobil siaran luar milik kantorku.
Dalam wawancara kali itu banyak dilakukan retake atas permintaan Ibu Ani sendiri selaku tuan rumah karena seringnya Beliau mengoreksi naskah panduan wawancara juga sang pewawancara sendiri yang kelihatan grogi berhadapan dengan Ibu Negara. Sekalipun Ibu Negara meminta Mas pewawancara agar tetap rilek dalam wawancara tetap saja kelihatan tegang, maklum menurut pengamatanku baru sekali ini Mas Abdul Kadir memandu wawancara di luar studio yang nara sumbernya Ibu Negara.
Hadir juga dalam wawancara itu reporter senior yang duduk di belakang Mas Kameraman sebagai Redaktur di News Departemen. Dalam cuaca tidak bersahabat siang itu wawancara berlangsung mulus kendatipun hujan mengguyur di Istana dengan derasnya, juga mengguyur OB Van Molita tempat aku merekam gambar wawancara itu. Di dalam OB Van sendiri aku, Mbak Pengarah Acara, Mas juru suara, mas pemadu gambar, mas penata gambar dan Mas Jecky Alfian bertindak asisten Pengarah Acara.
Kendatipun kabin Molita ini sempit, ya terpaksa duduk berjejalan, maklum dalam OB Van ini terpasang 1 unit video mixer,1 unit audio mixer, 1 unit penata gambar mixer dan 4 buah VTR Digital DV Cam di mana 2 unit merupakan player mini divi dan 2 unit player and recorder yang tersusun dalam 1 rak memanjang ke bawah sehingga sang operator leluasa dalam merekam gambar. Dilengkapi pula 1 Monitor Progam berisi gambar hasil perpaduan antara 3 kamera yang dipilih pemadu gambar,terpampang di depan Pengarah Acara. Apabila acara ini bersifat siaran langsung maka gambar di monitor Progam inilah yang akan dikirimkan ke Master Control di studio lewat satelit dan selanjutnya dikirimkan ke Pemancar untuk seterusnya dipancarkan ke penonton televisi di rumah.
Dengan Molita inilah bulan Agustus 2008 kemaren saya tugas siaran langsung dalam 1 hari di Istana Negara dan Wisma Negara. Kendatipun bersifat siaran langsung tapi juga direkam pula di dalam Molita ini. Pagi dengan Ibu Negara sore harinya dengan Bapak Presiden.
Yang perlu dicermati dalam merekam gambar sebuah peristiwa adalah selalu check and recheck setiap kondisi peralatan VTR yang menjadi tanggung jawabku. Saya selalu biasakan untuk mengecek jalur video dan audio lebih dulu kepada mas operator OB Van selaku penanggung jawab peralatan OB Van ini. Dalam sistem VTR Molita ini jalur video ditunjukkan dalam disply di DV Cam sebagai SDI sedangkan jalur audio chanel 1 dan 2 analog.
Lalu yang tak kalah pentingnya selalu membuat leader sepanjang 2 menit dengan background colour bar dan tune audio 1 K.Hetz. Sayang peralatan DV Cam redorder and player ini tidak dilengkapi dengan Auto Edit jadi agak riskan juga dengan time code yang sering meloncat-loncat apabila rekaman selalu berhenti dan diulang-ulang. Apabila rekaman langsung tanpa di cut pasti time code bergerak mulus dan siap disiarkan ulang.
Setelah rekaman di Istana Negara ini sore harinya mini divi hasil rekaman saya serahkan kepada rekan wanitaku di kantor agar segera di edit. Maklum dalam rekaman ini banyak di cut dan time code selalu meloncat. Berdasarkan time code yang saya catat di log book, materi rekaman langsung di capture ke komputer untuk editing dan hasilnya esok malamnya sudah bisa disiarkan.
Dengan molita ini pula saya kembali bertugas. Tepatnya di Pura di kawasan Halim Perdanakusuma Jakarta Timur dalam rangka rekaman Mimbar Agama Hindu Bali. Suasana Pura yang sepi terpencil yang menuju lokasinya saja harus melewati pos jaga di areal Lanud Halim Perdanakusumo. Rekaman kali ini berthema Siwarti Jalan Pendakian Menuju Pembebasan.
Ketika memasuki areal Pura tempat akan dilaksanakan rekaman sudah tercium aroma energi Pulau Dewata. Suasana Pura yang terpencil, sepi dan hening mengingatkan saya akan suasana pedesaan di pulau Dewata yang pernah saya kunjungi beberapa tahun silam. Energi yang terpantul dari kawasan pura di Halim ini sama dengan energi yang terpancar di setiap Pura di Pulau Dewata. Kendatipun ini di Halim tapi suasana mistis dari Pura tetap memancar, bahkan ada tulisan yang jelas-jelas melarang seorang wanita yang sedang menstruasi (cuntaka) di larang keras memasuki halaman Pura demi keamanan dan keselamatan bersama pengunjung Pura.
Pura sebagai bagian suci dari tempat pemujaan agama Hindu Bali juga harus tetap dijaga kesucian dari kotoran yang melekat dari setiap jiwa yang datang ke dalamnya dalam ujud manusia seperti kita ini.Tak terkecuali dalam Ajaran Islampun wanita Haid (datang bulan) juga tidak diperkenankan memasuki masjid. Suatu anjuran yang simpatik dan semestinya kita taati termasuk kita juga harus selalu membersihkan hati nurani kita dari penyakit hati seperti hasut, dendam, irihati, culas, mau menang sendiri, serakah, sakit hati yang membuat dendam berkepanjangan. Buanglah sifat itu dan enyahkan jauh-jauh dari diri kita di kehidupan yang fana ini.
Sayang ketika rekaman berlangsung 23 Desember 2008 kemaren ada 1 rekan wanita kerja saya juga sedang kena penyakit bulanan dan tidak boleh melewati areal pura kendatipun hanya ingin menengok jalannya rekaman. Dengan kesadaran sendiri terpaksa hanya menunggu di luar areal Pura. Tidak apa...demi lancarnya rekaman pengumuman ini tetap dipatuhi. Alhasil rekaman gambar berjalan lancar sore itu dan selesai jam 5 petang.
Nah itulah catatan akhir tahun ini teman, semoga di tahun mendatang dalam keadaan apapun kita tetap semangat bekerja, berkarya di bidang kita masing-masing. Yang sudah jadi bloger kampiun mau menularkan ilmunya kepada new bloger yang masih newbie. Sedangkan yang ingin belajar editing di kantorku juga ada pusat pelatihan multi media. Di tahun mendatang kantorku juga siap menampung karyawan baru dengan terlebih dulu magang dan siap kita bimbing. Termasuk juga yang mau jadi juru kamera, VTR man/girl pun siap kita bimbing agar mempunyai bekal keterampilan dalam dunia mass media khususnya di bidang pertelevisian.
Yang jadi pertanyaan kita semua hidup ini ibarat roda kawan. Kadang di atas kadang di bawah, ada siang ada malam, ada untung ada buntung. Nah agar kita tetap bisa eksis dalam bidang pekerjaan kita sebaiknya kita tumbuhkan rasa cinta terhadap pekerjaan yang menjadi tanggung jawab kita.Karenanya sebelum mengakhiri tahun ini kita merefleksi sebentar perjalanan di tahun ini sebagai bekal di tahun baru nanti. Selamat tahun Baru 2009, semoga tetap sehat dalam berkat, rahmat Tuhan Yang Maha Esa.
waah mantaf article....
salam sukses selalu...
good luck
http://tohircicomre.blogspot.com