Jangan
sepelekan kotoran. Orang-orang di banyak pedesaan di Indonesia paham
betul, kotoran tidak hanya dapat berfungsi sebagai pupuk andalan, akan
tetapi bisa bernilai tambah jika dimodifikasi. Melalui rekayasa teknik
sederhana, kotoran yang diambil dari hewan ternak dapat diolah menjadi
sumber energi atau bahan bakar.
Kali
ini, kajian teknik juga dilakukan sejumlah ilmuwan Belgia atas kotoran
milik Xing Hui, panda berusia enam tahun, dan pasangannya, Hao Hao.
Kedua panda raksasa itu berasal dari Tiongkok dan saat ini tinggal di
taman Pairi Daiza, Brugelette, Belgia. Ilmuwan penasaran dengan
kemampuan panda mencerna bambu yang menjadi makanan kegemaran
panda-panda asal Tiongkok itu.
- Xing
Hui , panda raksasa umur 6 tahun lahir di Cina, makan bambu di taman
satwa liar Pairi Daiza di Brugelette , Belgia 28 September 2015.
Peneliti Belgia yang meneliti kotoran panda raksasa itu ingin memahami
bagaimana beruang dapat mencerna bambu keras, tetapi mudah dikunyah.
Reuters / Francois Lenoir.
Secara
genetik, mereka telah beradaptasi dari karnivora menjadi pemakan
bambu. Para ahli berharap, dengan kajian tersebut, mereka dapat
petunjuk tentang cara mengembangkan generasi biomassa baru. Dari kotoran
Xing Hui dan Hao Hao, mereka ingin tahu lebih jauh tentang bagaimana
proses pencernaan kedua panda itu dan mikroorganisme yang tingga di
dalamnya.
"
Kami ingin mencari enzim baru yang dapat digunakan untuk mendegradasi
biomassa sulit, " kata Korneel Rabaey, profesor teknologi biokimia dan
mikroba dari Universitas Ghent. Hasil penelitian ini mungkin akan
memberi petunjuk baru untuk menghasilkan generasi kedua bahan bakar
hijau yang terbuat dari tanaman dan biomassa, seperti batang jagung.
Penelitian sekaligus untuk memahami mengapa panda hanya memakan bagian
tertentu dari bambu yang mereka gemari.
Reuters / JOS.
0 komentar