Studi
Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO ) 1998 menunjukkan, Indonesia menjadi
negara keempat di Asia Tenggara dengan prevalensi ketulian cukup tinggi,
4,6 persen penduduk. Hal ini menggugah mahasiswa Teknologi Hasil
Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor, I
Wayan Darya Kartika, meneliti penambal membran telinga dari ekstrak
kulit udang ( chitosan ).
"
Ada lima jenis ketulian yang harus diberantas. Salah satunya tuli
konduktif, umumnya akibat kerusakan membran telinga. Saat ini berkembang
penambal membran yang dapat menyatu dengan membran telinga asil,
barbahan kolagen, gelatin, atau alginal. Saya tertarik mengembangkan
penambal dari chitosan, " ujarnya, Rabu ( 26/2 ).
Sumber : Kilas Iptek / * ATK.
0 komentar