Di luar negeri reiki sudah diadopsi dan digunakan untuk penyembuhan oleh sejumlah rumah sakit dan berbagai unit penyembuhan, sebagai strategi penanganan kesehatan secara alternatif. Penyembuhan reiki telah memperoleh perhatian yang semakin meningkat oleh berbagai kalangan yang ingin hidup sehat dengan mendayagunakan inner power dalam dirinya lewat praktek reiki. Di rumah sakit tersebut para perawat sering menggunakan reiki sebagai pelengkap dari penanganan pengobatan secara medis Barat yang konvensional.
Sejak tahun 2001, 47 persen dewan-dewan perawat di Amerika Serikat mengakui pemberian terapi alternatif termasuk reiki di dalam menuntaskan penyakit pasien, sudah dilakukan oleh kalangan perawat yang memenuhi syarat di bidang terapi reiki. Dengan kata lain perawat tersebut sudah mempelajari dan praktek reiki dan mampu mendayagunakan kepandaiannya untuk mempercepat proses penyembuhan penyakit yang telah ditangani medis kedokteran, tetapi belum memperoleh kesembuhan.
Keistimewaan penyembuhan alternatif reiki adalah tidak membutuhkan pelayanan yang biasanya diberikan oleh dokter dan juga tidak memerlukan peralatan diagnostik kedokteran. Pada saat itu telah tumbuh pendapat yang makin kuat bahwa penggunaan reiki lebih efektif selain murah di bandingkan jika menggunakan cara pengobatan kedokteran barat. Dengan kata lain pengobatan kedokteran barat akan lebih efektif hasilnya apabila ditunjang dengan penerapan reiki yang disalurkan kepada pasien tersebut tanpa menghilangkan metode pengobatan kedokteran.
- Menyalurkan energi reiki kepada pasien yang mengalami ganggun sulit tidur dengan mengarahkan tangan ke chakra ajna pasien.
Selain efektif dalam menyembuhkan berbagai penyakit dan menjadi pelengkap bagi pengobatan dokter, ternyata banyak pula dokter di luar negeri yang belajar dan praktek reiki saat memberikan penyembuhan penyakit pasien. Di Indonesia pun banyak sejawat sehat dengan kundalini reiki yang berprofesi sebagai dokter dan kebetulan duduk di kelas reiki di sekolah reiki tertentu, sudah menjadi praktisi reiki dan mempraktekkan reiki untuk pasiennya selain untuk diri sendiri dalam upaya tetap menjaga kebugaran dan kesehatan tubuh.
- Menyalurkan reiki ke mata untuk mengatasi gangguan penglihatan karena sering menatap layar komputer dan menonton televisi sehingga mata terasa pedih.
Dalam artikel yang berjudul Reiki and HIV/AIDS yang dipublikasikan oleh Ontario Reiki Programme Center sebagaimana ditulis dalam buku Hidup Sehat dengan Reiki dan Energi Non Reiki, menyebutkan bahwa reiki therapy is safe and non invasive. Sekalipun belum dilakukan penelitian ilmiah secara mendalam, Reiki telah diusulkan digunakan untuk menurunkan denyut jantung dan tekanan darah, meningkatkan sistem kekebalan, mengubah tingkat hormon dan tingkatan hemoglobin darah.
Kembali ke masalah penyakit kanker dimana dalam penanganan pasien dengan menggunakan chemoteraphy, akan berefek pada rontoknya rambut, rasa lelah yang sangat, muntah, rasa sakit dan infeksi karena pengurangan sel-sel darah putih yang dikenal dengan istilah neutropenia. Pada kasus pasien penderita kanker, reiki dapat menjadi sarana baik untuk mengatasi dampak yang tidak diinginkan itu. Karena Reiki dapat meningkatkan immunoglobulin A ( IgA ) yang melindungi permukaan selaput lendir, yaitu lapisan jaringan yang membatasi rongga saluran pencernaan dan saluran pernapasan tubuh dari infeksi kuman, dan merupakan mekanisme untuk menyediakan kekebalan tubuh si pasien.
Sebuah penelitian dari Johns Hopkins menemukan bahwa lazim para penderita kanker payudara mengalami kekacauan perasaan, depressi, gejala-gejala kekacauan bipolar. Penelitan ini juga menemukan bahwa satu dari tiga orang penderita kanker payudara mengalami peningkatan psychological distress sebagai akibat post - operative treatment. Karena itu Reiki dapat mengatasi berbagai dampak yang timbul paska operasi tersebut.Singkat kata pengaruh reiki dalam penyembuhan penyakit pasien agar sembul total menyangkut aspek jasmaniah, mental, emosional dan spiritual.
Sumber tulisan : Hidup Sehat Dengan Reiki dan Energi Non Reiki karya Prof.Dr.Sutan Remy SH. Foto by : Google Image.
0 komentar