Bukan janji sorga kalau meditasi memberi manfaat lebih dan istemewa. Hasil studi Mehmet Oz, direktur Institut Jantung Presbyterian, New York, USA menyebutkan bahwa meditasi terbukti menurunkan tekanan darah, depresi, gelisah pada pasien jantung. Kombinasi meditasi dan diet terbukti pula mengurangi laju pertumbuhan kanker prostat. Melalui meditasi akan mengaktifkan sistem limbik otak yang mengatur kesadaran seseorang akan diri, waktu dan lingkungan. Metabolisme tubuh secara menyeluruh juga bergerak menuju keseimbangan sekaligus mewujudkan kesembuhan.
Saat bermeditasi dengan iringan musik teduh, tenang serta suasana hening dapat menekan produksi hormon adrenalin si pemicu kecemasan. Sebaliknya produksi hormon epinefrin yang meredakan stres justru meningkat. Aliran darah juga menjadi lancar, tekanan darah turun, beban jantung berkurang. Kondisi semacam ini membuat sistem kekebalan tubuh terpacu meningkat. Bagi penderita diabetes pun penting untuk mau hidup bermeditasi.
Dengan meditasi penderita diabetes juga dapat mencapai homeostatis, suatu kondisi keseimbangan dalam tubuh dimana regulasi tubuh (sistem syaraf otonom, endokrin dan daya tahan tubuh berfungsi maximal).
Kondisi ini membuat penderita dapat melakukan penyembuhaan diri sendiri. Wajar bila dinegara Barat berkembang pandangan bahwa pengobatan medis yang dilengkapi meditasi menghasilkan penyembuhan optimal. Meditasi juga menimbulkan respon relaksasi. Pada tingkatan ini terjadi penurunan pemakaian oksigen, denyut jantung, pernafasan, tekanan darah dan kadar asam laktat penyebab kelelahan fisik.
Jelaslah meditasi merupakan proses mengenal diri secara penuh. Kita menjadi sadar akan hakikat diri sendiri yang sebenarnya, yang penuh dengan sikap positif. Kedamaian yang kita peroleh dari meditasi sebenarnya berasal dari diri sendiri. Dalam meditasi manusia mengarahkan kesadaran pada dunia lain yang disebut alam jiwa, tempat kita berasal. Di sana manusia berasal dan ke sana pula manusia akan kembali, sebuah dunia kekal yang diselubungi keheningan, penuh damai dan kekuatan. Alam jiwa itu juga merupakan tempat bermukimnya Yang Maha Besar.
(disarikan dari majalah Intisari edisi khusus mind, body and soul)