ON LINE

Followers

LASEM KOTA KENANGAN.

Diposting oleh BLOG SEHAT ALAMI Minggu, 21 Agustus 2011

LASEM KOTA ZIARAH SUNAN BONANG.


Matahari benar-benar terik membakar perjalanan sehat dengan reiki bersama kerabat kerja dalam kendaraan yang dipacu kencang selepas Kota Rembang. Siang tadi pemandangan yang bisa dijumpai selepas Rembang menuju Lasem adalah tambak garam milik penduduk yang terhampar di kanan kiri jalan raya. Dalam cuaca terik matahari menjelang asar, banyak petani garam sedang bekerja mengairi sawahnya dengan air laut yang merupakan modal pembuatan garam laut.



Ya kota Lasem tujuan perjalanan kali ini. Kunjungan ini adalah kunjungan yang kedua kalinya. Dua puluh delapan tahun ( 28 ) silam, tepatnya di bulan Juli 1981 selama hampir 1 bulan penuh, bersama kerabat kerja produksi film kami melakukan shooting film TVRI dengan mengambil lokasi Rembang, Lasem dan sekitarnya. Masih ingat saat itu bertepatan dengan bulan puasa yang mana cuaca Lasem begitu terik dengan panas matahari cukup menyengat di siang hari bolong.



Yang khas dari kota Lasem selama ini adalah keberadaan bangunan kuno khas Pecinan sampai saat ini masih dijumpai dan terawat dengan baik. Jangan membandingkan Lasem dengan Semarang dalam hal pertumbuhan tata kota ya? Lasem sudah maju dalam hal pertumbuhan tata kota kecamatan yang saat ini banyak berdiri pertokoan dan mini market bersanding dengan pasar tradisional. Yang jelas di tahun 1981 lalu, Lasem masih sunyi dan keramaian hanya ada di sepanjang jalan utama karena ruas jalan inilah satu-satunya jalan penghubung antara Lasem di Jawa Tengah ke Tuban di Jawa Timur dan sering dilalui bus antar kota dan truk pengangkut sembako.



Siang tadi kami tiba dan hadir di kota Lasem kembali. Menatap bangunan kuno khas Lasem di Kampung Sumber Girang yang ditemui adalah kesunyian layaknya kita berada di Perkampungan Kuno Tiongkok. Bangunan kuno yang 28 tahun lalu dijadikan lokasi shooting pun masih tertata rapi dan kesan kunonya makin terlihat manakala kita menyusuri gang-gang sempit di kampung ini.


Pintu gerbang kayu jati kuno sebagai penanda rumah khas Pecinan Lasem.


Bangunan kuno bergaya China dengan tembok tinggi melingkari halaman seakan-akan sedang menyapa kehadiran saya yang kedua kalinya di kampung ini.
Di dalam bangunan kuno itulah Aktor Farouk Afero, Conni Sutejo dan Fery Fadly yang kemudian terkenal sebagai pemain Sandiwara Radio Saur Sepuh beradu akting. Saat itu seluruh penduduk Kampung Sumber Giang tumpah ruah mendatangi lokasi shooting hanya sekedar minta tanda tangan aktor-aktris pujaannya.



Saya masih ingat pengambilan gambar waktu itu berlangsung selama 25 hari. Kebetulan Sang Pemilik bangunan kuno tempat lokasi shooting dilakukan adalah seorang Saudagar Batik Lasem. Beliau memimpin perusahaan batik dan menjadikan tempat tinggalnya sebagai pabrik batik di mana pekerjanya berkarya di dalam benteng ini.Di samping memproduksi batik di gudang milik saudagar ini juga tersimpan guci-guci kuno Tiongkok yang masih tertata rapi.



Memang kota Lasem merupakan kota tua penuh peninggalan masa lalu. Peninggalan kotanya bukan terkait dengan keberadaan Etnis Cina saja yang sudah bermukim turun temurun di kota ini, melainkan terkait juga dengan keberadaan Sunan Bonang sebagai salah satu Wali Songo penyebar agama Islam di Jawa.Lasem memang unik. Di kota ini kerukunan antara etnis Cina dan Jawa hidup secara berdampingan selama ratusan tahun terus terbina dengan baik. Mereka bahkan pernah bersama-sama berjuang mengusir Penjajah Belanda dari Tanah Jawa.


Gambiran Lasem Arsitektur rumah Kota Lasem yang khas dengan bangunan besar dan pintu kayu jati, dengan atap rumah yang tinggi, tiang penyangga dari balok jati kuno, ukuran tanah yang luas membuat suasana rumah menjadi sejuk dan nyaman. Foto Kompas.


Keberadaan Lasem sebagai jalur masuknya pendatang Cina dan penyebaran Agama Islam di wilayah ini menjadikan Lasem kaya akan peninggalan religi yang bersejarah. Peninggalan yang terkait dengan religi di Lasem digolongkan menjadi dua kelompok. Pertama agama yang dianut etnis pendatang Cina dan keberadaan Sunan Bonang sebagai salah satu Wali Songo penyebar Agama Islam di daerah pantura ini.



Tatkala berkunjung ke Lasem di tahun 1981 dulu, pernah terbayang dalam ingatan saya ketika ingin menelepon ke Jakarta saja memerlukan waktu tunggu 3 jam mengingat SLJJ nya masih memakai pesawat engkol. Oleh operatornya saluran telepon disambungkan dulu ke operator di Semarang baru disambungkan ke Jakarta. "Oh pantesan waktu tunggunya lama sekali," begitu celetuk rekan-rekan kerja waktu itu tatkala antri ingin menelepon ke kerabat di Jakarta malam hari.



Tapi itu dulu Mas/Mbak? saat itu hanya ada satu tempat telepon umum milik Telkom. Kalau sekarang wartel ada, bahkan warnet juga ada. Bahkan di perempatan dekat Masjid Agung Lasem pengojek sepeda motor, abang becak, bakul pasar terlihat memakai HP sebagai alat komunikasi orang modern. Saat ini HP sudah menjadi kebutuhan setiap orang dari berbagai kalangan sebagai alat komunikasi tanpa kabel.

KELENTENG DAN KOPI.



Keunikan Kota Lasem bukan hanya bangunan Kuno khas Etnis China saja. Di kota ini juga ada Klenteng Bie Yong Gio yang didirikan tahun 1780. Klenteng ini didirikan untuk menghormati pahlawan-pahlawan Kota Lasem dalam perang melawan VOC pada tahun 1742 dan 1750. Perang ini dipimpin oleh tiga orang pahlawan yaitu Raden Ngabehi Widyaningrat (Oey Ing Kyat) yang merupakan Adipati Lasem (1727-1743) dan menjabat Mayor Lasem (1743-1750).



Sebelumnya Raden Panji Margono seorang Islam Jawa yang menjabat Adipati Lasem 1717-1727. Yang terakhir adalah Tan Kee Wie seorang Pendekar Kungfu dan pengusaha Lasem. Perlawanan tersebut berhasil dipatahkan Kompeni atas bantuan pasukan dari Madura. Penghormatan pahlawan Islam-Jawa menunjukkan kerukunan antar Jawa-Cina sekaligus menunjukkan toleransi antar umat beragama yang cukup baik.



Setelah melakukan napak tilas mengunjungi kelenteng ini kita bisa istirahat sejenak menikmati kopi khas Lasem yang disebut kopi lelet. Disebut kopi lelet karena endapan air kopi digunakan untuk membatik (nglelet) di batang rokok. Alat untuk membatik bukan dari canting tetapi batang korek yang ujungnya runcing. Caranya minuman kopi dituangkan di piring alas cangkir. Lalu airnya diminum menyisakan endapan kopi.



Agar endapan lebih kering digunakan digunakan kertas tissue untuk menyerap air. Endapan kopi kemudian dicampur dengan susu kental manis agar lengket baru digunakan untuk ngleleti batang rokok. Keberadaan kopi lelet di Lasem menunjukkan kuatnya budaya membatik penduduk Lasem yang tidak dimiliki penduduk lain. Apa dan bagaimana batik Lasem dibuat, Insya allah akan ditulis di postingan berikutnya.



Flash Back tulisan yang pernah terbit di blog lama 21/03/09.

0 komentar

Posting Komentar

SOFTWARE PSR.

ARUMSEKAR ON FACE BOOK.

REIKI LIKE

KOTA DAN NEGARA

STATISTIK ALEXA

About Me

Foto saya
Saya adalah manusia biasa seperti Anda juga yang sama-sama mengarungi hidup ini dengan menjalin tali persahabatan.Masih ingin belajar untuk meningkatkan pengetahuan khususnya bidang kesehatan alami. Karena itu saya tertarik belajar REIKI dan dengan REIKI pula saya belajar menyembuhkan diri sendiri dari gangguan penyakit. Namun demikian saya juga berteman dengan kalangan medis yang berprofesi dokter, perawat sekaligus sebagai Praktisi Reiki. Dengan merekalah saya belajar untuk menjadi manusia sehat baik jasmani dan rukhani. Senang melakukan perjalanan dinas karena tuntutan pekerjaan.

Blog Archive

ARUM ON BLOG SPOT COM.