ON LINE

Followers

MEMANFAATKAN CAHAYA ILAHI

Diposting oleh BLOG SEHAT ALAMI Minggu, 14 Desember 2008

Setiap hari kita dianjurkan menghemat energi, tetapi tidak disertai solusi, alternatif apa yang tersedia untuk menjalani anjuran itu. Yang dimaksud mengemat energi adalah penghematan penggunaan daya, terutama daya listrik yang menggunakan bahan bakar solar, batu bara dan panas bumi yang tinggi biaya operasionalnya.

Demikian dikatakan J Pamuji Suptandar, guru besar tetap Universitas Trisakti yang mengulas memanfaatkan cahaya alam untuk kepentingan arsitektur bangunan dan desainer sebagaimana telah ditulis di rubik Kompas Minggu edisi 16 Nopember 2008 silam. Selanjutnya dikatakan bagi arsitek dan desainer, upaya penghematan energi tidak menjadi masalah karena banyak cara bisa dilakukan, antara lain dengan memanfaatkan cahaya alam yang melimpah.

Hidup di daerah tropis sepanjang tahun bermandikan cahaya alam matahari merupakan karunia Tuhan yang harus kita syukuri karena cahaya alam adalah energi yang bersumber dari matahari. Pancaran sinar beserta pantulannya diterima langsung oleh mata kita dengan kecepatan 300.000 km per detik. Cahaya pancaran sinarnya ini berupa gelombang sangat berguna bagi kehidupan makhluk di alam raya, seperti fotosintesis pada tanaman, pembiakan organisme dan kesehatana manusia.

Cahaya juga dapat dimanfaatkan untuk pemanasan dan pendinginan ruang menjadikan udara di dalam ruang mengalir deras disebabkan perbedaan tekanan udara yang membuat suasana di dalam ruang sejuk dan sehat. Beberapa negara bahkan menggunakan unsur cahaya sebagai pembangkit tenaga listrik, sama seperti halnya penggunaan tenaga air.

Isaac Newton (1734) menemukan teori prisma yang mengurai cahaya menjadi spektrum warna bagaikan pelangi. Tahap berikutnya oleh Albert Einstein (1879) cahaya dikembangkan dalam fisika nuklir dengan dasar teori relativisme, yaitu cahaya terdiri dari partikel-partikel yang mengandung energi dapat digunakan untuk menopang kesejahteraan manusia dalam kehidupan ini. Dalam rangka mendukung gerakan hemat energi, cahaya alam yang berlimpah di sepanjang tahun perlu dimanfaatkan semaksimal mungkin dan mudah untuk dilaksanakan. Nah begitu pentingnya energi sinar matahari bagi kehidupan mahluk Tuhan di muka bumi ini dan bersyukurlah kita yang hidup di daerah tropis kepulauan Indonesia yang bisa mendapatkan pencahayaan sinar matahari sepanjang tahun.

Lalu apa yang dimaksud cahaya Ilahi itu? Cahaya Ilahi dalam pembelajaran Reiki dikaitkan dengan energi Ilahi yang berasal dari Yang Maha Kuasa di mana energi ini diakses masuk ke tubuh manusia melalui gerbang energi Chakra Mahkota ( ubun-ubun) dan mengalir masuk melalui jalur-jalur meridian tubuh manusia. Jalur meridian manusia terdiri 3 jalur besar yaitu jalur Sushumna, jalur Ida dan jalur Pinggala. Selanjutnya dalam perjalanan ke dalam tubuh manusia energi Ilahi ini dipancarkan keluar melalui chakra telapak tangan kanan atau kiri manusia.

Apabila kita membersihkan chakra utama dalam tubuh kita, metode grounding amat disarankan dalam latihan ini. Grounding adalah terhubung ke bumi. Kita akses cahaya Ilahi berwarna putih (dengan niat saja dan visualkan cahaya ini berwarna putih terang benderang) masuk ke Chakra Mahkota lalu cahaya ini membersihkan, mengaktifkan dan melebarkan lembaran-lembaran chakra mahkota sehingga menjadi mekar laksana Bunga Teratai yang sedang mekar.

Setelah chakra Mahkota dibersihkan lalu cahaya ini bergerak turun masuk ubun-ubun merembes ke bawah memenuhi seluruh rongga kepala beserta isinya. Segala pikiran negative, energi penyakit yang ada dalam rongga kepala seluruhnya dibersihkan oleh Cahaya Ilahi. Kotoran penyakit ini dibuang keluar melalui Chakra Mata Ketiga (Chakra Ajna) dan sambil membuang kotoran ini chakra mata ketiga ikut dibersihkan, dimekarkan, diaktifkan dan diselaraskan lembaran chakranya.

Begitu seterusnya masing-masing chakra utama berjumlah 7 buah semuanya dibersihkan. Sambil membuang kotoran penyakit yang berujud energi negative selanjutnya dibuang ke luar tubuh manusia melalui chakra Visudi, Jantung, Solar Fleksus, Sex dan terakhir Chakra Dasar. Chakra Telapak tangan kanan dan kiri pun ikut dibersihkan. Setiap chakra utama yang dilalui energi negative ini bersamaan pula chakra ini ikut dibersihkan sehingga terjaga aktip, mekar dan berfungsi dengan baik dalam mengakses energi alam semesta.

Setelah semua chakra utama ini dibersihkan lalu sisa energi negative yang ada dalam tubuh manusia dikeluarkan melalui chakra dasar apabila kita melakukan grounding ini dengan duduk bersila, namun bila posisi duduk di kursi energi negative yang tersisa dikeluarkan melewati chakra telapak kaki kanan atau kiri masuk bumi tanpa mengganggu kehidupan mahkluk Tuhan yang hidup di dalam tanah.

Setelah energi negative seluruhnya keluar (hanya dengan visual saja membayangkannya) afirmasikan, "Saya menyalurkan hal positif diri saya ke dalam bumi secara terus menerus, dan mengakses energi bumi berwarna hijau untuk masuk ke dalam tubuh dan membungkus tubuh agar memproteksinya dari energi negative (penyakit)." Apabila grounding ini sering dilakukan maka praktisi Reiki akan semakin sehat dan mudah melakukan materialisasi dalam Reiki. Dan jangan lupa pula rajin melakukan self healing dan healing ke orang lain setiap saat. Semoga senantiasa sehat dan bugar dalam hidup ini atas karunia dari Yang Maha Kuasa.


0 komentar

Posting Komentar

SOFTWARE PSR.

ARUMSEKAR ON FACE BOOK.

REIKI LIKE

KOTA DAN NEGARA

STATISTIK ALEXA

About Me

Foto saya
Saya adalah manusia biasa seperti Anda juga yang sama-sama mengarungi hidup ini dengan menjalin tali persahabatan.Masih ingin belajar untuk meningkatkan pengetahuan khususnya bidang kesehatan alami. Karena itu saya tertarik belajar REIKI dan dengan REIKI pula saya belajar menyembuhkan diri sendiri dari gangguan penyakit. Namun demikian saya juga berteman dengan kalangan medis yang berprofesi dokter, perawat sekaligus sebagai Praktisi Reiki. Dengan merekalah saya belajar untuk menjadi manusia sehat baik jasmani dan rukhani. Senang melakukan perjalanan dinas karena tuntutan pekerjaan.

Blog Archive

ARUM ON BLOG SPOT COM.